Di sela – sela penulisan artikel ini, tiba – tiba saja saya mendengar sebuah lagu yang cukup apik. Waktu itu saya dalam perjalanan ke rumah, selepas adzan maghrib diputarlah lagu itu oleh salah satu stasiun radio. Sesampai rumah kemudian saya bertanya kepada anak pertama saya untuk mendapatkan informasi lebih jauh. Dengan nrithil – rancak dia bercerita. “Itu lagunya Mulan Pak, sama si Mita Virgin. Judulnya Cinta Mati.” Oh,,,kata saya terbengong. Dasar kuper.
Tak selang beberapa lama, saya akhirnya lihat juga video klipnya nongol di TV. Ya, klip yang seru, apalagi dengan trade mark nya Mulan Jameela si wonder woman. Tapi saya lebih tertarik dengan liriknya. Terlepas bagaimana lirik lagu itu diciptakan dan latar belakangnya, ada kata kunci yang bisa jadi pembelajaran buat yang ingin keluarganya langgeng dan bahagia. Yaitu berusaha terus menjaganya dan jangan menyalahkan orang lain. Atau boleh juga dibalik, terus menjaganya dan tidak menyalahkan orang lain. Inilah liriknya.
Hai sahabatku, jangan pernah
Merebahkan kesalahanmu
Pada semua yang kau anggap
Merebut kekasih hatimu
Mencuri pasangan jiwamu
Dan sesungguhnya bila kamu
Kehilangan cinta sejatimu
Itu semua karna kamu
Tak sungguh-sungguh pelihara
Dan menjaga cinta matimu
Cinta mati harus dijaga sampai mati
Jangan sampai ke lain hati
Nanti jadinya patah hati
Hati-hati menjaga hati
Mata hati.
Saya menengarai, banyak kasus ketidakharmonisan dan kegagalan rumah tangga, karena masing – masing orang tidak sungguh – sungguh berusaha dan cenderung menyalahkan orang lain sebagai sebabnya. Semua merasa benar. Semua nggak mau ngaku salah. Istri menyalahkan suami. Dan suami menyalahkan istri dengan alasan masing – masing. Tak berujung. Patron keluarga bahagia adalah adanya itikad dan niat untuk terus berusaha membina hubungan yang baik dan lebih baik dari waktu – ke waktu. Dan jika salah, atau terjadi kesalahan dan kegagalan tidak menyalahkan orang lain. Tetapi menjadikan itu sebagai momentum – bagian dari proses, dengan instrospeksi dan pengakuan kontribusi kesalahan apa yang disumbangkan sehingga proses itu terjadi. Jadi tidak gampang bilang; “Gara – gara kamu sih.” Cobalah untuk berpikir beribu kali untuk menyalahkan orang lain. Sebab yang dicari adalah solusi, bukan kambing hitam. Maka seharusnya pertanyaannya adalah; “Apa yang harus saya perbuat agar ini tidak terjadi lagi.”
Ingatlah firman Allah tentang pentingnya menciptakan system pergaulan yang baik. Allah berfirman ; “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan gaulilah mereka (istri) dengan baik.” (QS. An-Nisaa 19)
Ayat ini dengan tegas menerangkan bagaimana seorang suami seharusnya berbuat kepada istri. Jangan main paksa dan jangan sering membuat susah. Janganlah wanita dijadikan kalah – kalahan, mentang – mentang sudah di bayar maharnya. Ayat ini dipertegas oleh Rasul dalam beberapa sabdanya. Rasulullah SAW bersabda; “Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istriku.” (HR. At Tirmidzi)
Bangunan komunikasi harus tampak dalam bingkai yang jelas dan tegas sesuai dengan karakteristik masing – masing demi tercapainya hubungan yang baik. Hingga, seperti kata Nabi, kita bisa berkata; ‘Akulah sebaik – baik orang terhadap istriku.” Jika belum, berarti sudah saatnya sekarang merancang jalan ke situ. Agar ikatan cinta yang terbina tidak terbengkalai, putus di ujung jalan. Karena tak kunjung menemu cara yang benar.
Oleh :Ustadz.Faizunal Abdillah