Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kewajiban berbuat baik pada sesama manusia lain. Dalam hal ini, pendidikan memegang peran penting dalam menentukan baik tidaknya karakter seeorang.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ustadz KH Thoyyibun dalam tayangan Oase Hikmah bertajuk “Kewajiban Sebagai Hamba Allah” pada Sabtu (16/3).
Dalam pembukaannya, ia menjelaskan bahwa pendidikan merupakan jalan mutlak ketika seseorang ingin melahirkan manusia yang saleh. Tentunya hal ini tak lepas dari pendidikan yang dimulai sejak usia dini.
“Ketika seorang manusia ingin menjadi saleh, tidak lain harus melalui pendidikan. Untuk itu dalam membina hamba Allah agar menjadi anak yang saleh-salihah, pendidikan harus dilaksanakan dari sejak kecil. Menanamkan hal-hal baik yaitu tentang kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada manusia,” ungkapya.
Baik dan tidaknya seorang manusia merupakan hasil dari pendidikan. Seseorang yang dididik sejak usia dini dengan baik tentulah akan menghasilkan pribadi yang luhur, jauh berbeda dengan yang tidak dididik dengan baik sejak usia dini.
Dalam tayangan tersebut, KH Thoyyibun menyampaikan pendidikan agama merupakan hal pertama yang harus diajarkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar anak meyakini bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta. Dan juga untuk memperkenalkan kepada anak, apa saja yang diperintahkan. Serta apa saja yang dilarang, sehingga anak mampu memahami dan membedakan mana yang baik dan mana yang salah.
“Pendidikan tentang agama di antaranya mengenalkan siapa Tuhannya, mengenalkan kewajiban manusia kepada Tuhannya, melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai seorang hambaNya,” lanjutnya.
Selain itu, ia menambahkan seorang hamba juga mempunyai kewajiban untuk berbuat baik kepada sesama. Hal ini karena manusia sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain sehingga kita perlu membangun hubangan baik terhadap sesama.
“Sejak usia dini anak-anak harus diajarkan dan ditanamkan hal- hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Diantaranya suka memberi, suka membantu orang lain dan peduli pada sesama, tidak boleh berbohong, tidak boleh menipu, tidak boleh mem-bully, tidak menyakiti hati orang lain, tidak boleh dengki dan iri sehingga anak betul-betul paham tentang apa yang harus dilakukan untuk bermanfaat bagi orang lain,” imbuhnya.
Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.” (H.R. Ahmad)
Hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan kaum muslimin untuk berbuat baik terhadap makhluk yang lain. Ini menjadi indikator bagaimana identitas mukmin yang sebenarnya.
Sebagai manusia, kita tak hanya berkewajiban menjaga hubungan dengan Allah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ), tapi juga berkewajiban menjaga hubungan terhadap sesamanya (حَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ). Hal ini dapat dibangun tak lain melalui Pendidikan sejak dini.
Mengingat usia dini merupakan masa emas seorang anak yang dapat menentukan sekaligus berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Sehingga pendidikan menjadi pondasi penting dalam membentuk kepribadian, keterampilan, dan pola pikir anak di masa depan.
Sejak usia dini anak-anak harus diajarkan dan ditanamkan hal- hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Diantaranya suka memberi, suka membantu orang lain dan peduli pada sesama, tidak boleh berbohong, tidak boleh menipu, tidak boleh mem-bully, tidak menyakiti hati orang lain, tidak boleh dengki dan iri sehingga anak betul-betul paham tentang apa yang harus dilakukan untuk bermanfaat bagi orang lain.
Mengingat usia dini merupakan masa emas seorang anak yang dapat menentukan sekaligus berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Sehingga pendidikan menjadi pondasi penting dalam membentuk kepribadian, keterampilan, dan pola pikir anak di masa depan.