Saya suka jalan – jalan mengajak istri dan anak – anak ke toko buku, kadang ke Gramedia, kadang ke Gunung Agung. Untuk apa? Biasanya ada yang dibeli, bisa keperluan sekolah anak – anak, keperluan kantor istri, buku gambar buat si kecil, atau kalau nggak ya cuma sight seeing – ngumbah mata. Ada beberapa hal menarik yang saya dapatkan setiap kali berkunjung dari sana. Inilah diantaranya.
Paling sering mengusik adalah masalah kaya. Saya sering menatap judul – judul buku tentang kaya dan sukses. Baik di bidang marketing, wirausaha atau kisah sukses lainnya. Lama – kelamaan, akhirnya saya sampai pada suatu kesimpulan bahwa banyak orang yang berkiblat bahwa kaya adalah tujuan sekaligus ukuran kesuksesan. Muda foya – foya, tua kaya raya, mati masuk surga.Itu semboyannya. Banyak pengarang yang menyampaikan kiat – kiat menjadi kaya, atau tepatnya cepat kaya. Namun anehnya satu dengan yang lain kadang bertolak -belakang. Yang satu bilang “Jangan Mau Jadi Orang Gajian” untuk jadi kaya, sedangkan yang lain bilang “Siapa Bilang Orang Gajian Tidak Bisa Kaya”. Kemudian ada tulisan judul Cara Gila Jadi Pengusaha, Jurus Sukses Menjadi Kaya dan beberapa judul lain menuju kaya dan sukses.
Terus terang buku – buku itu hanya mampir di mata saya. Tak satu pun yang pernah saya beli. Karena untuk menjadi kaya banyak jalannya, bisa lewat wiraswasta, jadi karyawan, atau PNS sekalipun. Pemulung yang gak sekolah kaya raya ada. PNS yang kaya juga ada, bahkan banyak. Wiraswasta yang kaya juga ada. Penjual bakso yang kaya juga ada. Semua pekerjaan itu adalah jalan – jalan menjadi kaya. Tidak ada yang instan, semua PNS kaya, semua pengusaha kaya, semua tukang bakso kaya. Tidak. Hanya satu yang pasti, jika memang suratan takdirnya menjadi orang kaya apapun jalan yang ditempuh akan menyampaikan padanya. Tapi jika tidak, maka tidak akan kaya sampai ajal menjemput, walau pakai sejuta teori. Sekarang, tinggal bagaimana kita menemukan jalan takdir itu.
Dari Hudzaifah, ia menuturkan, Nabi SAW berdiri dan memanggil kepada manusia seraya bersabda, “Kemarilah kalian!” Maka mereka menghadap kepada Nabi SAW dan duduk. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Ini adalah utusan Tuhan semesta alam, Jibril, membisikkan ke dalam jiwaku bahwa sesungguhnya satu jiwa tidak akan mati sebelum menyempurnakan rejekinya, sekalipun ia lamban mendatanginya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan bersikap wajarlah dalam mencari, dan janganlah perasaan lambat datangnya rejeki menyeret kalian untuk mengambilnya dengan bermaksiat kepada Allah. Karena sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah tidak bisa diperoleh kecuali dengan ketaatan kepadaNya.” (Rowahu al – Bazzar).
Bahkan dari judul – judul itu, semakin menambah keyakinan saya akan kaya ini. Ia bukan tujuan, melainkan hanya sebuah jalan kehidupan saja. Jalan yang lain bernama kemiskinan. Dan semua jalan ada anggota dan pengikutnya. Walau pada kenyataannya, jarang yang mau memilih jalan kemiskinan ini. Sebab sampai saat ini saya belum menemukan ada judul buku cara sukses menjadi miskin atau semisalnya. Padahal ia merupakan salah satu jalan yang pada hakikatnya sama dengan jalan kehidupan bernama kaya. Tak ada kaya, kalau tak ada miskin. Akan tetapi, dengan kuasa Allah, tetap saja ada yang melewati jalan kemiskinan ini, bahkan jumlahnya amat – sangat banyak. Dan, itulah pembelajaran nyata kehidupan ini. Mana yang terbaik? Tentu yang bisa menyampaikan orang itu pada akhir tujuannya: yaitu hidup bahagia dan mati masuk surga. Jadi, kaya bukan ukuran walau banyak buku dijajakan.
Oleh:Ustadz.Faizunal Abdillah