Sains Di Era Mesopotamia dan Mesir
Suatu kemajuan dalam matematika astronomi yang terjadi selama zaman Seleucid adalah pengenalan terhadap pola siklus besar dalam lingkaran angkasa yang dikenal sebagai ekliptika dengan menjajaki jalur edar matahari diantara bintang-bintang . Ini merupakan langkah pertama pemetaan benda-benda angkasa , suatu skema yang sepenuhnya dikembangkan oleh para astronom Yunani dari zaman Hellenistik.
Kemajuan lainnya yang terjadi selama zaman Seleucid adalah kemampuan untuk memprediksi apakah satu bulan lamanya 29 atau 30 hari. Para penulis dari Babilonia menyelesaikan masalah ini dengan mencatat panjang setiap bulan yang berlalu selama kurun waktu yang lama dan kemudian mengidentifikasi faktor-faktor yang terkaitnya seperti sudut ekliptika terhadap cakrawala yang menentukan apakah satu lunasi bulan lamanya 29 atau 30 hari. Analisis sejenis dilakukan untuk mempelajari periode synodic gerakan-gerakan planet yaitu waktu terjadinya kembali gerakan-gerakan siklusnya yang terlihat dari bumi. Tabel-tabel observasi yang didukung studi-studi itu adalah almanak yang oleh bangsa Yunani disebut sebagai almanak ephemeris. Bukti mengenai tabel-tabel tersebut bisa dilihat pada sekitar 250 prasasti cuneiform dimana lebih dari setengahnya merupakan hasil observasi lunar dan selebihnya adalah observasi planet.
Neugebauer merangkum pembahasannya mengenai matematika Babilonia dan pengaruhnya bagi para ahli matematika Yunani dan mereka yang berasal dari peradaban sesudahnya, menyimpulkan bahwa ‘Sudah terjadi konsep kesinambungan yang menghubungkan ilmu matematika Mesopotamia dari zaman Hellenistik dengan periode penulis-penulis Semitic (Aramic) dan Yunani sesudahnya termasuk ahli-ahli matematika Hindu dan Islam. (WD)