Masih dari hadits Shohih Bukhori, Kitab Permulaan Wahyu, Bab Permulaan Wahyu.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ
(isnad)
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ } قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ
Bercerita pada kami Said ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas tentang firman Alloh {{ (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Quran karena ingin cepat (menguasainya)}} (QS Al-Qiyamat ayat 16).
Berkata Ibnu Abbas : Rosululloh SAW ingin sekali cepat menghapalkan isi Alquran, sampai-sampai, dan menggerakkan kedua bibirnya.
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا
Maka Ibnu abbas berkata: Maka aku juga menggerakkan kedua bibirku pada kalian seperti Rosululloh SAW menggerakkan kedua bibirnya di depanku.
وَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا
Dan berkata pula Said. Aku juga menggerakkan kedua bibirku sebagaimana Ibnu Abbas menggerakkan kedua bibirnya.
فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ } قَالَ جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ وَتَقْرَأَهُ
Maka Rosululloh SAW menggerakkan kedua bibirnya, kemudian turunlah firman Alloh {{ (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Quran karena ingin cepat (menguasainya). Sesungguhnya atas kamilah mengumpulkannya dan membacanya}} (QS Al-Qiyamah ayat 16).
Berkata Ibnu Abbas: Maksudnya adalah mengumpulkannya di dalam dadamu dan kemudian kamu membacanya.
{ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ } قَالَ فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ
{{ Maka ketika kami telah selesai membacanya, maka ikutilah bacaan itu }} (QS Al-Qiyamah ayat 17)
Berkata Ibnu Abbas: Maksudnya adalah dengarkanlah pada bacaan itu dan diamlah.
{ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ } ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ
{{ Kemudian sesunggunya atas kami (Alloh) penjelasannya. }} (QS Al-Qiyamah ayat 19).
Maksudnya: Kemudian sesungguhnya atas kamilah kewajiban untuk membacakannya.
فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ
Maka setelah itu, jika Jibril datang kepada Rosulullohi SAW, Rosul mendengarkan bacaan Jibril. Dan setelah Jibril pergi, Rosululloh membacakan ayat-ayat Alloh tersebut kepada kami (para sahabat) seperti Jibril membacakan kepadanya.
Hadits di atas menjelaskan pentingnya belajar dari guru, dan bukan dari sumber-sumber tanpa sumber yang tidak jelas. Bahkan Nabi dan para sahabat pun diperintah seperti itu, apalagi manusia biasa. Dari hadits lain juga ditekankan masalah ini oleh Ibnu Abbas.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُاللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْمَعُونَ وَيُسْمَعُمِنْكُمْ وَيُسْمَعُ مِمَّنْ سَمِعَ مِنْكُمْ*رواه ابوداود
Kalian mendengarkan dan didengarkan dari kalian dan didengar dari orang yang mendengarkan dari kalian.
Semoga kita bisa dan selalu bisa menjadi orang-orang yang memurnikan agama.