Jakarta (6/2). Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPW LDII DKI Jakarta menggelar Webinar Podcast (Webcast) mengenai mahram dalam “Edukasi Seksualitas Keluarga”, pada Sabtu (28/1) lalu. Hal ini sebagai antisipasi maraknya budaya hubungan bebas yang membahayakan generasi muda.
Ketua DPW LDII DKI Jakarta Teddy Suratmadji mengatakan sesuai tema acara, hal-hal terkait seksual yang dulu dianggap tabu, kini menjadi perlu disampaikan. “Generasi muda yang sekarang sedemikian bebas, karena itu webinar ini penting,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Anggota DPD RI Fahira Idris yang diundang sebagai pembicara mengatakan, edukasi tersebut sangat relevan dengan kebutuhan keluarga saat ini. “Kita harus mengakui, masih banyak keluarga yang memandang pendidikan seksual adalah hal yang tabu,” ujar Fahira. Padahal idealnya hal itu justru harus diajarkan pertama kali dari keluarga seperti mengenai kesehatan reproduksi.
Manfaatnya agar para remaja mampu mengetahui kondisi tubuhnya sendiri dan aware terhadap pelecehan seksual. Ia mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkini, kondisi remaja usia akil balig banyak yang sudah menjalani hubungan seksual sebelum menikah. “Pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi harus diberikan sesuai usia anak. Orang tua perlu mengajarkan kaidah hukum dan tata caranya sesuai syariat Islam,” ujarnya.
Karena itu ia menegaskan, keluarga berperan penting dalam mendidik dan membimbing, agar peran anak ke dalam masyarakat nantinya terpenuhi dan utuh. “Penting bagi orang tua meningkatkan pemahaman ilmu dan pendidikan seksual keluarga. Karena itu, menurut saya webinar ini sudah tepat,” ujarnya. Fahira mengapresiasi langkah Biro PPKK dalam penyebaran informasi dan edukasi tersebut.
Sementara itu narasumber webinar Rathi Manjari menjelaskan terkait pendidikan seksual, agar orang tua mempertimbangkan pemberian edukasi dengan banyak membaca referensi kesehatan reproduksi, yang sesuai syariat Islam.
Orang tua dan anak, Rathi menambahkan, perlu mengelaborasi bersama tentang perilaku seksual dan cara mengantisipasinya. Terutama jika terjadi perilaku menyimpang. Orangtua harus mampu mendidik serta menanggulangi bersama jika anak terpapar konten pornografi. “Orang tua harus paham dan mau menjadi wadah anak berkeluh kesah mengenai edukasi seksual,” ujarnya.
Karena itu narasumber lain Psikolog Indra Maulana juga menambahkan, sebagai umat Islam yang berlandaskan Alquran dan Alhadits, pendidikan seksual ini menjadi tujuan para keluarga menjaga generasi muda agar menjauhi pergaulan yang mengarah pada zina. “Selain itu juga nantinya generasi muda akan bertanggung jawab secara moral, karena memiliki kematangan sikap dan emosional dengan ranah seksual,” ujar Indra.
ldii dki jaya keren bos