JAKARTA – Bela negara bukanlah upaya militerisasi terhadap warga sipil. Sebaliknya, kegiatan bela negara adalah upaya re-balancing terhadap budaya pop yang semakin tidak terkontrol dan dapat membahayakan nilai-nilai keindonesiaan
Menurut Ketua DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Hidayat Nahwi Rasul, dalam menghadapi konteks kekinian, diperlukan penguatan ideologi bangsa. “Oleh karena itu, perlu upaya pendalaman dan penghayatan akan nilai-nilai keindonesiaan seperti ideologi pancasila, nasionalisme, dan urgensi kesadaran akan pentingnya pemahaman NKRI di era globalisasi saat ini,” kata Hidayat di Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Pihaknya menjelaskan, perkembangan teknologi yang pesat, jika tidak diimbangi penguatan bela negara, akan menghilangkan kearifan lokal. “Globalisasi informasi yang ditunjang dengan kemajuan Information and Communication Technology (ITC) menjadikan pembenturan bahkan pengaburan nilai-nilai lokal (local wisdom) dan batas-batas berbangsa dan berideologi,” kata Hidayat yang juga Ketua LDII Sulsel ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, kata Hidayat, LDII Sulsel akan menyelenggarakan diklat bela negara dan wawasan kebangsaan bagi 200 pimpinan LDII se-Pulau Sulawesi pada Senin (23/11/2015) hingga Jumat (27/11/2015) di Markas Rindam VII Wirabuana, Jalan Poros Malino, Pakkatto, Kabupaten Gowa. (*)