Kompetisi Anak Solih Sidoarjo (KOMPASS) digelar oleh Penggerak Pembina Generus (PPG) LDII Kabupaten Sidoarjo di Gedung Barokah Pondok Pesantren Al Barokah Sruni Gedangan Sidoarjo, Minggu (20/1/2013).
Peserta Kompetisi Anak Solih
Hadir dalam kompetisi ini tidak kurang dari 1300 anak dari sejumlah PAC LDII di wilayah kerja PPG Sidaorjo untuk mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh PPG Sidoarjo. Kompass ini juga merupakan program tahunan PPG Sidoarjo untuk memberikan wadah kepada generus dalam mengaktualisasi diri dan berprestasi.
Tujuan Diadakannya Kompetisi Anak Soleh
Kompetisi ini juga sebagai sarana evaluasi terhadap kegiatan belajar dan mengajar yang telah dilaksankan selama 1 tahun. Selain itu kegiatan ini dapat memberikan motivasi yang positif kepada generasi penerus dan pembina generus untuk meningkatkan semangat belajar Qur’an Hadist dan kesungguhan dalam melakukan pembinaan generusnya serta sebagai bentuk kepedulian terhadap ancaman kerusakan akhlaq generus khususnya dan pelestarian Qur’an Hadist ila yaumil kiyamah pada umumnya.
Sejak kecil anak -anak diajari untuk tidak mencuri agar menjadi anak yang baik, diajari sopan santun agar menjadi anak yang mempunyai akhlakul karimah, diajari mengaji sejak dini agar mempunyai ilmu yang banyak, sehingga bisa beribadah kepada Alloh, serta diberi pelatihan-pelatihan agar bisa hidup mandiri, tutur H. Abdurahman Assad pembina PPG Sidoarjo saat memberikan sambutan pada acara pembukaan.
Dengan kompetisi ini semoga anak-anak kita bisa tersalurkan bakat dan minatnya, bisa merasa senang untuk terus menuntut ilmu di TPQ masing-masing, agar bisa menjadi calon generasi penerus perjuangan Qur’an Hadist ila yaumil qiyamah, tambah H Saat.
Sebanyak 1000 anak mengikuti lomba mewarnai dari usia tk s/d kelas 3 SD, dan lomba menggambar usia kelas 4 s/d kelas 6. Sementara itu yang lain mengikuti lomba adzan, hafalan, Pildacil dan cerdas cermat.
Harapan Para Orang Tua
Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi yang terbaik bagi diri mereka dan orang lain. Kita ingin mereka memiliki kecerdasan multidimensi : intelektual, emosional, moral dan spiritual, terutama di era dan budaya yang oleh Dnah Zohar dan Ian Marshall disebut dengan budaya yang bodoh secara spiritual (spiritually dumd culture), harap Suwoto.
‘’Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), tetapi kedua orangtuanyalah yang menyebabkan menjadi yahudi atau nasrani atau majusi ‘’(HR. Muslim). Berdasarkan arti hadist di atas, maka orang tualah yang menjadi kunci keberhasilan dalam menjadikan anak-anaknya berhasil atau sebaliknya. (yusuf)