JEDAH- Sopir bus Tamimi Saihati yang menjadi biang kecelakaan di Jalan Palestina, Jedah, Senin (12/11) diduga kecewa karena hanya diberi uang tips kecil. Karena kecewa, sang sopir –yang berasal dari Mesir– lantas memacu bus dengan kecepatan tinggi secara zigzag dan saling salip dengan bus-bus lain.
Ulah sopir tersebut berujung pada tabrakan beruntun, yang mengakibatkan 17 jamaah haji Kloter 44 SOC dari Kabupaten Demak, Jateng, terluka. Salah satu korban, Fatimah Umar (50) mengalami patah tulang hidung dan pendarahan sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Sementara 16 jamaah lain luka ringan dan hanya rawat jalan. Ke-16 jamaah yang luka ringan kemudian melanjutkan perjalanan dan diharapkan bisa pulang sesuai jadwal. Adapun Fatimah harus menunggu sehat. ”Data terakhir, satu korban luka serius karena pendarahan dan patah hidung, adapun 16 korban lain luka ringan karena terbentur atau kena pecahan kaca. Beberapa orang dijahit karena luka, tapi tidak masalah. Untuk Fatimah, kemungkinan tidak bisa dipulangkan sesuai jadwal,” kata Sekretaris Misi Haji Indonesia di Jedah, Nur Alya Fitra, Selasa (13/11).
Korban luka ringan antara lain Ali Imron, Sumarto, Sulati, Sumarmo, Mulazim, Asmudi, Masyhadi, Mahmud, dan Kholifah. Sesuai jadwal, Kloter SOC (Solo) 44 diberangkatkan Selasa malam ini dari Bandara Jedah.Ketua Kloter SOC 44, Muhaimin dan sejumlah jamaah ketika ditemui di hotel transit Majlis Quraiys Jedah, kemarin, menjelaskan, sopir bus meminta uang tips dengan alasan sebagai sedekah dari para jamaah di check point antara Makah-Jedah. Saat itu, bus memang berhenti untuk diperiksa oleh kepolisian Arab Saudi. Pemeriksaan semacam itu merupakan prosedur standar layanan bagi jamaah haji.
Ketika pemeriksaan itulah, sang sopir berdiri, meminjam peci seorang jamaah, dan menyodorkannya ke semua penumpang meminta sedekah. Diduga karena tips yang diperoleh kecil, setelah itu bus tancap gas. Dua dari delapan bus yang membawa rombongan Kloter 44 itu saling mendahului. “Dua bus saling kejar,” kata Muhaimin. Ali Asadi (54) yang mengalami luka ringan di hidung karena membentur pegangan kursi mengatakan, jamaah perempuan sempat berteriak mengingatkan sopir, tetapi tetap saja mereka saling mendahului hingga nyaris menyeruduk sebuah truk yang berjalan lambat.
”Sopir bus berusaha mengelak dan memasukkan mobil ke iring-iringan lagi. Tapi laju busnya terlalu cepat sehingga menabrak bus di depan,” kata Ali. Dua bus di belakang yang tampaknya kaget karena bus depan mengerem mendadak, tak bisa lagi berhenti sehingga terjadilah tabrakan beruntun. Bus ketiga dan kempat mengalami kerusakan cukup parah. Hampir semua kaca bus pecah.
”Sopir bus itu tampaknya kecewa karena uang tips yang diterima tidak sesuai dengan harapan,” kata Muhaimin. Sebenarnya, jamaah sudah dilarang untuk memberikan tips karena para sopir tersebut sudah mendapatkan bayaran sesuai kontrak. Namun acapkali terjadi sopir bus memaksa meminta sedekah, jika tak diberi sesuai permintaan maka laju bus menjadi ugal-ugalan atau terkadang sering direm mendadak. (Dep. KIM DPP LDII)