Jakarta (21/06). Majelis taklim Sulthon Aulia menjadi tuan rumah perhelatan “Ta’aruf Kubro 5” dan seminar wawasan pernikahan, sebagai bekal berumah tangga. Acara tersebut dihelat di Masjid Sulthon Aulia, Komplek Puri Idaman, Jakarta Timur (19/6).
Perhelatan itu mengundang perwakilan majelis taklim bulanan LDII dari Jakarta dan Depok. Para peserta yang hadir dalam acara tersebut, memiliki rentang usia 20-35 tahun, “Usia yang cukup umur untuk mempelajari seputar dunia pernikahan,” ujar ketua panitia acara Bambang Supriyadi.
Menurutnya, acara tersebut sebagai wadah bagi para pemuda LDII dalam menghadapi pernikahan dan persiapan berumah tangga. Para peserta diberikan berbagai materi dari para pakar. Menurutnya, edukasi mengenai dunia pernikahan sangat dibutuhkan untuk memperoleh pendewasaan diri dalam menghadapi masalah rumah tangga.
“Melalui acara ini selain peserta bisa memperoleh edukasi terkait pernikahan, peserta juga bisa saling silaturahim satu sama lain. Memberikan keterampilan-keterampilan berupa kemandirian dan ilmu agama,” ujarnya.
Senada dengan Bambang Supriyadi, Pembina Acara H. Uum Komarudin mengajak peserta untuk menumbuhkan kebahagiaan dimulai dari keluarga. “Membentuk keluarga bahagia yang menyenangkan dan mengasyikan, harus terwujud saling percaya dan hormat,” ujar Uum.
Untuk itu, kebahagiaan dalam pernikahaan bisa muncul jika antara suami dan istri bisa saling takzim mentakzimi dimana saja, “Suami harus membuktikan dirinya pantas ditakzimi, seperti cinta kasih dan tanggung jawab. Demikian istri agar dapat tumbuh rasa kasih sayang harus menunjukan sikap yang sama,” ujarnya.
H. Uum Komarudin juga mengingatkan, soal jodoh agar selalu percaya terhadap qodarnya Allah. Apapun yang terjadi supaya menerima dengan ridha dan senang. Ia yakin, Allah akan menentukan kadar sesuai dengan yang ditentukannya.
“Allah menentukan qodar sesaui dengan kehendaknya, bukan sekedar yang kita inginkan, tapi yang kita perlukan. Jika Allah menentukan kadarnya, maka akan datang pada waktu yang tepat dan barokah bagi kita,” ujarnya.
Ia berpendapat kompak, rukun serta harmonis tidak bisa muncul dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan oleh pasangan suami istri kemudian dipertahankan. Harapannya agar ibadah seumur hidup bisa dijalankan dengan penuh pahala di dalamnya.
“Saling memahami dan sabar akan kekurangan satu sama lain juga bisa memperkuat hubungan, bekerjasama untuk saling menemukan kelebihan pasangan,” imbuhnya.
Peserta diharapkan, setelah mereka menemukan pasangan hidup dan telah dibekali wawasan berumah tangga, maka terciptalah keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, harmonis dan romantis. (NK/LINES)
Semoga aman selamat lancar barokah