Berikut ini hadits panjang di Shohih Bukhori, akhir dari Kitab Permulaan Wahyu, Bab Permulaan Wahyu. Karena panjangnya, akan dibagi insya Allah menjadi 2 artikel
Perlu diketahui bahwa Abu Sufyan, pelaku utama kisah ini, adalah seorang shohabat yang beriman setelah peristiwa Fathul Mekkah (perebutan Mekkah oleh orang iman). Di cerita ini, Abu Sufyan bercerita saat dia masih sebagai orang Kafir Quraisy, belum menjadi orang iman.
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ بْنَ حَرْبٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ هِرَقْلَ أَرْسَلَ إِلَيْهِ فِي رَكْبٍ مِنْ قُرَيْشٍ وَكَانُوا تِجَارًا بِالشَّأْمِ فِي الْمُدَّةِ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَادَّ فِيهَا أَبَا سُفْيَانَ وَكُفَّارَ قُرَيْشٍ فَأَتَوْهُ وَهُمْ بِإِيلِيَاءَ فَدَعَاهُمْ فِي مَجْلِسِهِ وَحَوْلَهُ عُظَمَاءُ الرُّومِ ثُمَّ دَعَاهُمْ وَدَعَا بِتَرْجُمَانِهِ
(isnad) Dari Abu Sufyan:
Pada suatu waktu, Abu Sufyan dan para kafir Quraisy sedang berdagang ke negeri Syam. Saat itu adalah masa genjatan sencata (tidak ada peperangan) antara orang iman dan kaum Kafir Quraisy.
Saat tiba di Illiya’ (masih termasuk wilayah Syam), mereka dipanggil oleh Hiroqla ke istananya. Hiroqla adalah salah seorang pembesar Romawi. Saat itu dia sedang bersama para pembesar Romawi lainnya. Hiroqla sudah mendengar kabar tentang kenabian Muhammad, dan ingin mengetahui apakah Muhammad ini benar-benar seorang nabi atau bukan.
Karena Hiroqla tidak bisa berbahasa arab, maka dialog selanjutnya sebenarnya dilakukan melalui penerjemah, namun dipersingkat seperti langsung percakapan antara Hiroqla dan Abu sufyan.
فَقَالَ أَيُّكُمْ أَقْرَبُ نَسَبًا بِهَذَا الرَّجُلِ الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ فَقَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَقُلْتُ أَنَا أَقْرَبُهُمْ نَسَبًا
Hiroqla (H) : Siapa yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu? ((Maksudnya adalah Nabi Muhammad)
Abu Sufyan (S): Saya yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan dia.
فَقَالَ أَدْنُوهُ مِنِّي وَقَرِّبُوا أَصْحَابَهُ فَاجْعَلُوهُمْ عِنْدَ ظَهْرِهِ
H: Dekatkanlah dia dan sahabat-sahabatnya (teman-temannya) kepadaku
Maka bawahan Hiroqla menyuruh Abu Sufyan dan teman-temannya mendekat ke Hiroqla
ثُمَّ قَالَ لِتَرْجُمَانِهِ قُلْ لَهُمْ إِنِّي سَائِلٌ هَذَا عَنْ هَذَا الرَّجُلِ فَإِنْ كَذَبَنِي فَكَذِّبُوهُ
H: Aku akan bertanya kepadanya (Abu Sufyan) tentang orang yang mengaku sebagai Nabi itu. Jika dia berbohong, maka kalian (teman-teman Abu Sufyan) harus mengatakan bahwa dia adalah pembohong.
فَوَاللَّهِ لَوْلَا الْحَيَاءُ مِنْ أَنْ يَأْثِرُوا عَلَيَّ كَذِبًا لَكَذَبْتُ عَنْهُ
Di sini Abu Sufyan menjelaskan, kalau saja saya tidak di depan teman-teman saya, dan tidak ingin dicap sebagai pembohong, mungkin selanjutnya saya akan berbohong.
ثُمَّ كَانَ أَوَّلَ مَا سَأَلَنِي عَنْهُ أَنْ قَالَ كَيْفَ نَسَبُهُ فِيكُمْ قُلْتُ هُوَ فِينَا ذُو نَسَبٍ
H: Bagaimana nasab dia?
S: Dia orang yang memiliki nasab yang baik (memiliki kedudukan di mata masyarakat).
قَالَ فَهَلْ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ مِنْكُمْ أَحَدٌ قَطُّ قَبْلَهُ قُلْتُ لَا
H: Apakah ada orang lain yang mengaku sebagai Nabi sebelum dia?
S: Tidak ada.
قَالَ فَهَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ قُلْتُ لَا
H: Apakah bapaknya seorang raja?
S: Bukan.
قَالَ فَأَشْرَافُ النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَقُلْتُ بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ
H: Orang-orang yang mengikutinya, apakah orang-orang yang terpandang / kaya atau orang-orang susah?
S: Yang banyak mengikutinya adalah orang-orang susah.
قَالَ أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ قُلْتُ بَلْ يَزِيدُونَ
H: Semakin hari, apakah pengikutnya semakin bertambah atau berkurang?
S: Semakin bertambah.
قَالَ فَهَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ مِنْهُمْ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ قُلْتُ لَا
H: Apakah ada yang keluar dari ajaran yang dia bawa (murtad) karena benci kepada agamanya?
S: Tidak (biasanya keluar karena masalah lain, bukan karena agamanya yang salah).
قَالَ فَهَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ قُلْتُ لَا
H: Apakah kalian pernah mendapati dia berbohong sebelum mengatakan menjadi Nabi?
S: Tidak.
Catatan: Bahkan di banyak riyawat disebutkan bahwa Nabi Muhammad sebelum menjadi Nabi digelari Al-Amin karena kejujurannya.
قَالَ فَهَلْ يَغْدِرُ قُلْتُ لَا وَنَحْنُ مِنْهُ فِي مُدَّةٍ لَا نَدْرِي مَا هُوَ فَاعِلٌ فِيهَا قَالَ وَلَمْ تُمْكِنِّي كَلِمَةٌ أُدْخِلُ فِيهَا شَيْئًا غَيْرُ هَذِهِ الْكَلِمَةِ
H: Apakah dia pernah berbuat curang?
S: Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah berbuat curang.
قَالَ فَهَلْ قَاتَلْتُمُوهُ قُلْتُ نَعَمْ
H: Apakah kalian memeranginya?
S: Ya.
قَالَ فَكَيْفَ كَانَ قِتَالُكُمْ إِيَّاهُ قُلْتُ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ سِجَالٌ يَنَالُ مِنَّا وَنَنَالُ مِنْهُ
H: Bagaimana hasil peperangan tersebut?
S: Peperangan antara kami terjadi berkali-kali. Kadang kami menang, kadang mereka menang.
قَالَ مَاذَا يَأْمُرُكُمْ قُلْتُ يَقُولُ اعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ وَالصِّلَةِ
H: Apa yang diperintahkan kepada kalian?
S: Menyembah hanya kepada Alloh dan tidak menyekutukannya, dan meninggalkan apa yang dikatakan / diperbuat nenek moyang kalian (menyembah berhala. Dia juga memrintahkan kami untuk mengerjakan sholat, membayar zakat, berkata jujur, saling memaafkan, dan menyambung famili (shilaturrohim).
Bagian 2 lihat di sini