Tabanan (5/3). Selain menggelorakan semangat menyama braya (merajut tali persaudaraan) dalam progam “LDII Mereresik”, DPD LDII Kabupaten Tabanan juga sangat menghormati nilai-nilai kearifan lokal di Bali.
Hal itu bisa dilihat dengan pemasangan plang atau papan organisasi bertuliskan aksara Bali di Gedung Sekretariat DPD LDII Tabanan, di Jalan Tarumanegara, Nomor 28, Tabanan. Plang dipasang pada Sabtu (26/2/2021) siang oleh jajaran pengurus harian. Pemasangan plang ini mendapat apresiasi tokoh adat Banjar Malkangin, I Komang Gede Wijaya.
Menurut Wijaya, penulisan aksara Bali dalam plang LDII sudah tepat. Ia pun berterimakasih dengan semangat menyama braya warga LDII. “Penulisan aksara Bali-nya sudah pas, matur suksma (terima kasih),” ujar Wijaya.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Tabanan, Maulana Sandijaya menyebut pemasangan plang beraksara Bali tetap mematuhi peraturan organisasi (PO). Warna, ukuran, hingga logo sesuai dengan PO LDII.
Terkait alasan menggunakan aksara Bali, Sandi menegaskan semua itu ada dasarnya. Menurutnya, dasar penulisan aksara Bali yakni Perda Provinsi Bali Nomor 1/2018 Tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang diteken Gubernur Bali Wayan Koster.
Dalam Pasal 9 ayat (1) Perda Nomor 1/2018 disebutkan, pemanfaatan bahasa, aksara, dan sastra Bali dilakukan untuk membangun karakter daerah dan meningkatkan ketahanan budaya. Pergub tersebut sudah diverifikasi dan disetujui Kemendagri.
Dalam Pergub juga diatur teknis penulisan aksara Bali wajib ditempatkan di atas tulisan latin. Lembaga pemerintah, lembaga swasta, nama jalan, sarana pariwisata, dan fasilitas lainnya wajib menggunakan aksara Bali, “Kami warga LDII di Tabanan turut melestarikan nilai luhur kearifan lokal seperti penggunaan aksara Bali,” ujar Sandi.
Bapak tiga anak itu juga senada dengan Wijaya. Menurut Sandi, semangat menyama braya atau menjalin tali persaudaraan menjadi komitmen warga LDII dalam kehidupan bermasyarakat, “Tetua kami di Tabanan ini sudah mengajarkan saling menghormati, asah, asih, dan asuh dengan sesama sejak dulu. Apa yang diwariskan tetua kami mesti dijaga,” tukasnya. (KIM)