ldii – Sudah banyak ilmuwan-ilmuwan Islam yang memberikan sumbangsih tidak sedikit kepada dunia, salah satunya adalah seorang ilmuwan astronomi Islam yang bernama Sind bin Ali-Musa yang disebut juga Sind bin Ali.
Beliau adalah seorang ilmuwan astronomi Islam yang meninggal setelah 864 AD, adalah seseorang yang terkenal sebagai astronom, ahli matematika, penerjemah dan insinyur dari India. Ayahnya Ali-Musa adalah seorang mualaf agama Islam dan seorang bangsawan yang dulu tinggal di daerah Mansura, Sindh. Sind bin Ali melakukan perjalanan ke kota Baghdad dan memperoleh pendidikan terbaik yang saat itu tersedia di Irak.
Ia juga diketahui telah menterjemahkan dan mengembangkan Zij al-Sindhind. Zij al-Sindhind adalah tabel astronomi 1 yang pernah diluncurkan di Wilayah Muslim, hal inilah yang menyebabkan dia termasuk dalam jajaran ahli Astronomi Islam yang terkenal. Sebagai ahli matematika, Sind bin Ali adalah rekan kerja dari al-Khawarizmi dan bekerja lebih dalam dengan Yaqub ibn Tariq. Bersama-sama mereka menghitung dan mengukur diameter Bumi dan hal-hal terkait astronomi lainnya. Ia juga menulis sebuah komentar pada Kitab al-Gabr wa-l-muqabala dan membantu untuk membuktikan karya-karya al-Khawarizmi. Notasi titik desimal ke angka Arab juga terkait dengan campur tangan Sind bin Ali.
Pengorbanan Sang Ahli Astronomi Islam
Menurut Ibn Abi Usaibia: Banu Musa, terlepas dari ego profesional dan alasan lainnya, telah menjauhkannya dari Khalifah Abbasiyah al-Mutawakkil di ibukota terbarunya Samarra dan telah menyebabkan Sind bin Ali untuk dikirim pergi ke kota Baghdad. Baik Ja’far Muhammad bin Musa ibn Shakir dan Ahmad bin Musa ibn Shakir menyerahkan pengerjaan untuk penggalian kanal besar kepada Al-Farghani dan menghindari Sind bin Ali, seorang insinyur kontemporer yang lebih baik.
Al-Farghani melakukan kesalahan besar, membuat awal kanal lebih dalam daripada ujungnya dan air tidak pernah mencapai garnisun baru di al-Ja’fariya. Laporan ini sangat membuat marah al-Mutawakkil dan 2 saudara Banu Musa diselamatkan dari hukuman ekstrim hanya dengan kemauan hati dan belas kasihan dari Sind bin Ali, sang ahli astronomi Islam.
Kemudian pada akhirnya, sang ilmuwan melakukan perbaikan atas perhitungan Al-Farghani ini walaupun apa yang dia lakukan membahayakan kesejahteraan dia sendiri dan berpotensi sangat membahayakan hidupnya. Hingga kini, table astronomi yang beliau tetap terdaftar sebagai bagian dari kekayaan astronomi Islam.
sumber: click disini