Jakarta (7/10). Penggerak Pembina Generasi Penerus (PPG) Bidang Keputrian Jakarta Selatan menyelenggarakan gathering bertajuk “Upgrading Skill Kemandirian Kamu Dalam 2 Day 1 Night”. Acara itu digelar dua hari, 30 September hingga 1 Oktober di Pusdiklat Senkom, Sawangan, Depok.
Kegiatan tersebut mengundang pemateri pemilik Ayam Taliwang dan Kue Basah Rumahan Jaktim, Helmy Dwi Laksono dan Yun Salwyah. Pasutri itu menyampaikan materi “Food Prep” mengenai teknik dasar memasak.
Menurut mereka, persiapan memasak yang baik memudahkan proses masak yang sesuai dengan kebutuhan. “Fungsi dari food prep ini, kita dapat memahami teknik penyimpanan bahan makanan agar tetap terjaga kesegarannya. Mulai dari cara membersihkan, menyimpan, memotong, merebus, dan lain sebagainya. Sehingga mempersingkat serta mempermudah kita dalam memasak nantinya,” jelas keduanya.
Helmy dan Yun juga mengatakan, keterampilan memasak membantu optimasi peluang usaha selain mempelajari citarasa, “Memasak itu tidak harus perempuan saja, tapi laki-laki juga, meskipun kita tidak setiap hari memasak, namun tetap harus mempunyai keterampilan memasak,” ungkap keduanya.
Selain itu, keduanya juga mendorong generasi muda LDII untuk terus mengasah keterampilan sebagai penunjang masa depan, khususnya saat sudah berumah tangga. “Keterampilan memasak termasuk salah satu modal generasi muda LDII untuk meningkatkan kualitas diri. Salah satu pencapaian negara maju karena sepertiga penduduknya berprofesi sebagai enterpreneur,” katanya.
Karena itu, mereka menambahkan, jika sepertiga generasi muda menjadi enterpreneur di dalam organisasi, berarti setara dengan negara maju tersebut.
Owner _Growing Tree Book_, Asri Dwi Hatmini yang membawakan materi “Kewirausahaan dan Kemandirian”, mengatakan seorang wirausaha perlu memiliki prinsip dan strategi pengembangan usaha bisnis. Salah satu upaya seperti merancang branding produk yang menarik target pasar.
“Branding produk itu bisa dengan mengenalkan aktivitas keseharian kita yang berhubungan dengan produk. Saya dulunya dikenal sebagai seorang ibu yang senang baca dan beli buku untuk anak, sehingga paham buku-buku yang bagus untuk seorang anak,” ulas Asri.
Ia mengulas buku-buku tersebut, sehingga pengalaman itulah yang membangun kepercayaan _customer_ terhadap produk kita, “Produk yang dijual juga harus memiliki nilai yang bermanfaat bagi customer tidak hanya sekedar membeli,” katanya.
Asri juga menambahkan, mengembangkan bisnis sebaiknya bermula dari hal yang disukai, “Generasi muda LDII, jika hendak memulai usaha, agar pelajari dan pahami apa hal yang disukai terlebih dahulu. Karena di zaman sekarang apapun bisa dijadikan bisnis,” tambah Asri.
Hanya saja, menurut Asri, para pemula harus konsisten dalam bidang itu. Sehingga saat sudah punya modal membangun usaha, sudah memiliki branding dan menjadi expert di bidangnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Keputrian, Mita Karima mengatakan, selain meningkatkan silaturahim, juga menjadi wadah para wanita LDII menempa keterampilan. “Selama pandemi kami mengadakan acara seperti ini secara online, sehingga sekarang acara kami konsepkan workshop dengan mendatangkan praktisi dibidang tersebut sesuai dengan tema,” kata Mita.
Harapannya remaja putri LDII memiliki kemampuan yang dapat diimplementasikan, sehingga berdaya dan mandiri sebelum dan saat berumah tangga nanti.
Acara keputrian tersebut juga diisi dengan perlombaan hiburan untuk membangun kekompakan antar remaja putri LDII dan penerapan implementasi materi workshop.