Yogyakarta (19/9). Ketua Komisi Dakwah dan Bina SDM MUI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kyai Haji Syaifuddin Jufri mengapresiasi kontribusi LDII dalam bidang lingkungan hidup, khususnya dalam upaya membina sejumlah desa dalam Program Kampung Iklim (ProKlim) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Deklarasi dan Training of Trainer (ToT) Menuju Program Kampung Iklim (ProKlim) Lestari, yang dihelat oleh DPP LDII. Kegiatan tersebut dipusatkan di Desa Wisata Sangurejo, Wonokerto, Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (16/9).
Menurut Kyai Syaifuddin Jufri, inisiasi DPP LDII yang tengah membina desa ProKlim di beberapa daerah merupakan implementasi menjalankan perintah Allah dan Rasul dalam menjaga lingkungan hidup, “Ini sesuai dengan visi dan misinya MUI. Satu di antaranya bagaimana ajaran-ajaran agama yang ada di dalam Al Quran dan Hadits bisa diimplementasikan di kehidupan nyata. Salah satunya ProKlim yang manfaatnya akan dirasakan masuarakat,” ucapnya.
Ia menjelaskan, tugas dan fungsi MUI adalah melayani umat (khadimul umat) dan menjadi mitra pemerintah (shadiiqul hukumah). Untuk itu ia mendukung inisiasi LDII dalam program ProKlim untuk menggelorakan aksi peduli lingkungan di masjid dan kampungnya masing-masing agar lebih bersih, hijau dan sehat, “Ini kan program pemerintah juga untuk mendukung go green, sehingga warga bisa nyaman untuk tinggal di dalamnya,” lanjutnya.
Ia mendorong kontinuitas ProKlim dilakukan dengan penguatan kolaborasi multipihak. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan dengan jangkauan yang lebih luas, “Kami mengapresiasi LDII. Semoga benefit dari ProKlim ini bisa dirasakan oleh masyarakat, dan program ini pertahankan sekaligus terus berinovasi menemukan ide-ide yang lebih kreatif yang lebih baik,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Bidang Litbang, Iptek, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) Sudarsono mengungkapkan, inisiasi LDII membina sejumlah desa dalam ProKlim merupakan salah satu contoh penerapan dari ‘29 Karakter Luhur’.
“Contohnya ketika kita bicara rukun kompak dan kerjasama yang baik itu kalau diimplementasikan ke dalam lingkungan itu bisa ada dampaknya. Rukun dan kompak dalam menjaga lingkungan supaya tidak kotor karena sampah. Kerjasama yang baik untuk menghijaukan lingkungan supaya nanti tertata rapih dan sumber oksigen menjadi banyak,” jelasnya.
Ia menjelaskan hal tersebut merupakan upaya LDII mengatasi permasalahan lingkungan yang merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Kompleksitas permasalahan lingkungan tersebut memerlukan upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable environmental management), dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Kerja sama yang baik di antara warga kita sendiri maupun pihak lain yang menjadi stakeholder untuk menjaga lingkungan dalam mewujudkan target-target. Karena kalau tidak kerja sama, masalah hanya akan selesai di satu tempat tetapi di tempat lain ya tidak bisa. Akhirnya tujuan untuk mengelola sampah menjadi tidak terealisasi,” jelasnya.
Melalui ProKlim ia berharap warga LDII dapat bergerak memotivasi masyarakat di kelurahan setempat maupun kelurahan lainnya agar tergerak melestarikan lingkungan sekitar, “Warga LDII di Sangurejo ini hanya sedikit. Mereka berfungsi sebagai katalisator atau penggerak, supaya nanti warga di Desa Sangurejo bisa tergerak untuk bisa berkontribusi mewujudkan kepedulian lingkungan,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, saat ini LDII tengah membina desa ProKlim di beberapa daerah seperti di Padukuhan Sangurejo di Sleman, Girikerto di Ngawi, dan RW 5 Agrowisata di Pekanbaru. Ketiga desa ProKlim tersebut telah meraih predikat utama. Untuk itu, syarat menuju ProKlim Lestari adalah melakukan inovasi-inovasi.
Pada deklarasi ini LDII DIY yang melakukan pendampingan sekaligus melaunching beberapa inovasi di antaranya “29 Karakter Luhur LDII Bidang Lingkungan Hidup”, “Sekolah Lansia ProKlim”, dan “Living Museum Kampung Iklim Sangurejo”, “Dari LDII mengarahkan Desa Sangurejo dan desa lainnya menuju penghargaan ProkLim Lestari, targetnya di 2027 harus sudah bisa menjadi ProKlim Lestari,” tutupnya.