Padang (19/11). DPW LDII Sumatera Barat menghadiri undangan pembukaan Konferensi Wakaf Internasional 2025 di Kota Padang, pada Sabtu (15/11). Pada kesempatan itu, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyatakan, Sumbar siap menjadi pusat pengembangan wakaf produktif di Indonesia.
Ia menegaskan, dukungan dari pesantren dan ormas Islam merupakan fondasi penting dalam menggerakkan ekosistem perwakafan yang modern. Mahyeldi turut menegaskan apresiasinya terhadap jaringan pesantren Gontor.
“Gontor memiliki warisan wakaf yang mengakar kuat. Kehadiran para kiai dan alumni menjadi inspirasi luar biasa bagi Sumbar dalam memperkuat tata kelola wakaf,” kata Mahyeldi di hadapan ribuan jamaah. Ia menilai tradisi wakaf pesantren adalah contoh paling nyata bagaimana wakaf mampu menopang pendidikan dan ekonomi umat.
Mahyeldi menekankan, konferensi tersebut membawa pesan penting bagi daerah. “Kita menghadapi keterbatasan fiskal, tapi wakaf memberikan peluang besar untuk pembiayaan pembangunan berbasis kemandirian umat,” jelasnya.
Ia menyebut tema konferensi, “Wakaf untuk Pembangunan Berkelanjutan”, sangat relevan dengan situasi global dan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Lebih lanjut, Mahyeldi mendorong lahirnya kerja sama lintas sektor. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah, pesantren, perguruan tinggi, dan masyarakat luas untuk mengelola wakaf secara produktif,” tegasnya.
Ia juga menyinggung beberapa inisiatif Pemprov Sumbar seperti pengembangan wakaf pertanian, wakaf pangan, dan percepatan wakaf digital bersama BWI dan Bank Nagari Syariah.
Menutup sambutannya di Hotel Truntum Padang, Mahyeldi menegaskan, forum internasional ini harus memberikan dampak nyata. “Saya tidak ingin hasil konferensi hanya menjadi dokumen yang disimpan. Kita ingin gerakan wakaf menjadi energi perubahan bagi Sumatera Barat dan Indonesia,” ujar Mahyeldi.
Sementara itu di lokasi yang sama, Ketua DPW LDII Sumatera Barat, Muchfiandi, mengatakan, LDII hadir untuk memastikan, gagasan besar gerakan wakaf dapat menyentuh lapisan masyarakat paling bawah. “LDII Sumbar memandang konferensi ini sebagai momentum emas. Kami ingin terlibat aktif dalam membangun ekosistem wakaf yang profesional, transparan, dan produktif,” ujarnya seusai mengikuti rangkaian konferensi tersebut.
Ia menyebut LDII telah lama mengembangkan program wakaf pendidikan dan pemberdayaan ekonomi berbasis aset umat. LDII melihat konferensi ini sebagai ruang pembelajaran yang sangat penting. “Pembicara dari berbagai negara tidak hanya menyampaikan konsep, tapi juga model-model praktik yang bisa langsung kita terapkan. Inilah yang kami butuhkan untuk memperkuat kompetensi nadzir muda di Sumbar,” katanya.
Menurutnya, digitalisasi wakaf dan pengelolaan aset pertanian berbasis komunitas adalah dua hal yang paling relevan untuk segera diadopsi. Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, ormas, dan lembaga pendidikan.
Muchfiandi menilai, dengan edukasi yang tepat, LDII mampu mendorong munculnya nadzir profesional dari kalangan pemuda. Senada dengan Muchfiandi, Sekretaris DPW LDII Sumbar M. Abdillah mengatakan, LDII siap memperluas kontribusi pada sektor ekonomi produktif. “Kami sudah menjalankan wakaf pertanian dan penguatan aset masjid. Ke depan, LDII ingin membangun lebih banyak unit usaha produktif yang lahir dari skema wakaf,” terangnya.
Ia percaya, pola wakaf berbasis UMKM dan pertanian dapat menjadi solusi nyata bagi ketahanan ekonomi umat di Sumbar. Abdillah berharap agar hasil Konferensi Wakaf Internasional 2025 segera diimplementasikan dalam bentuk program kolaboratif. “Kami tidak ingin konferensi berhenti sebagai wacana. LDII Sumbar siap menjadi bagian dari gerakan besar mewujudkan wakaf produktif yang berdampak langsung kepada masyarakat,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa LDII telah menyiapkan perangkat dakwah bil hal yang dapat mendukung program-program tersebut. “Gerakan wakaf harus disertai dengan peningkatan kualitas manajemen. Profesionalisme nadzir adalah kunci. Tanpa itu, wakaf sulit berkembang. Kami ingin LDII menjadi salah satu organisasi yang menjadi contoh dalam penerapan tata kelola wakaf yang modern,” ujarnya.
Abdillah menilai bahwa era digital memberikan peluang luas untuk transparansi, pelaporan real-time, dan inovasi keuangan syariah. Menutup keterangannya, Abdillah mengapresiasi langkah Pemprov Sumbar. “Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur yang telah menjadikan Sumbar sebagai tuan rumah forum internasional ini. LDII Sumbar sepenuhnya mendukung program penguatan wakaf yang berkelanjutan,” katanya. (Rohmat/Nisa)








