Yogyakarta (31/7). Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk manusia yang beradab dan kehidupan yang berkualitas, termasuk dalam membentuk karakter suatu bangsa.
Koordinator Bidang Pendidikan DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Dr. Drs. Basseng, M.Ed mengatakan pembangunan karakter manusia adalah sebuah upaya yang komprehensif, mulai dari kandungan sampai dengan tutup usia.
“Karakter itu naik turun sehingga perlu terus dikawal agar setiap insan memiliki karakter. Mulai dari lahir, masuk usia PAUD, masuk usia caberawit, pra remaja, remaja, dewasa, lansia, hingga menutup akhir hidupnya, meninggal dunia karakternya tetap terbawa,” kata Drs Basseng di FFGD-2 Pramuswil DPW LDII DIY, Sabtu (31/7/2021).
Di Indonesia sendiri, dalam pasal 3 UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Konsep pendidikan karakter di Indonesia secara implisit dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2000-2025.
Pendidikan karakter diposisikan sebagai landasan untuk merealisasikan visi pembangunan nasional yang berbunyi ‘mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
LDII membantu pemerintah untuk fokus RPJP tersebut, salah satunya dengan menciptakan platform Pondokkarakter.com.
Dalam acara yang turut dihadiri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Drs Basseng menjelaskan pondok karakter tidak diperuntukkan bagi siswa secara langsung, namun diperuntukkan bagi seluruh stakeholder Pendidikan.
Diantaranya pengelola yayasan, kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan, pamong, mubaligh/mubalighot, hingga orang tua.
Drs Basseng mengatakan dalam Pondokkarakter.com para stakeholder dapat belajar untuk bagaimana membentuk generasi muda yang professional religius mulai dari dalam kandungan sampai memasuki usia lansia.
“Pendidikan karakter itu tanggung jawab semua pihak, bukan hanya guru saja tapi juga tanggung jawab orang tua, seperti yang disampaikan Kanjeng Ratu Bendoro tadi. Tanggung jawab kepala sekolah, tanggung jawab guru, tanggung jawab stakeholder yang ada di dalam satuan pendidikan,” ujar Drs Basseng.
“Itu sebabnya kami berikan judul bahwa pondokkarakter.com sebagai sumber pembelajaran bagi stakeholder pendidikan untuk meningkatkan kompetensi dalam mencetak generasi yang profesional religius,” lanjutnya.
Drs Basseng menegaskan pada kata ‘Lembaga Dakwah Islam Indonesia’, memiliki kata Indonesia didalamnya. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan LDII harus membantu pemerintah Indonesia.
Fokus LDII dalam Pendidikan Karakter melihat dua aspek, yakni dari aspek keagamaan dan aspek keduniaan.
Drs Basseng menjelaskan sabda Rasulullah SAW dalam HR. Bukhari dan Muslim menyebutkan ‘Bahwa di dalam jasad manusia itu ada segumpal daging yang apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh jasadnya. Namun apabila daging itu rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati,’
“Tempat penyemaian karakter itu letaknya di kalbu kita, itu sejalan dengan apa yang dijelaskan praktisi bidang keuangan bernama Warren Buffet yang mengatakan jika kita ingin merekrut seseorang yang dilihat adalah 3 kualitas, yakni integritas, intelegensi, dan energinya. Tapi yang perlu diperhatikan adalah yang pertama, kalau tidak ada yang pertama maka lainnya akan membunuh. Integritas adalah karakter sama yang ada dalam sabda Rasul, itu adanya di kalbu,” ujarnya.(laras/lines)