Klaten (13/8). PC LDII Jogonalan, Klaten mengadakan sosialisasi tentang bahaya bullying pada Minggu, (11/8) di Masjid Al Madinah, Klaten, Jawa Tengah. Acara ini bertujuan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif bullying.
Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Priadi, seorang dokter spesialis anak yang memiliki kompetensi dalam menangani kasus bullying. Dalam pemaparannya, Priadi menjelaskan berbagai bentuk bullying yang sering terjadi, baik secara fisik, verbal, maupun online.
“Kami menekankan dampak buruk bullying terhadap korban, yang tidak hanya merusak fisik tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis yang berkepanjangan,” katanya.
Priadi menegaskan pentingnya edukasi tentang bullying sejak dini di semua lingkungan pendidikan, termasuk di rumah dan sekolah. “Sosialisasi seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya bullying. Selain itu, kita perlu menyediakan wadah bagi anak-anak untuk berbagi cerita dan keluhan mereka,” ujar Priadi.
Lebih lanjut, Priadi mengingatkan pentingnya peran orang tua, guru, dan masyarakat dalam mengenali tanda-tanda bullying dan mengambil langkah proaktif dalam pencegahannya. Menurutnya, pencegahan bullying tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak, melainkan membutuhkan kerja sama seluruh elemen masyarakat.
Sementara itu, Ketua PC LDII Jogonalan, Sutrisno, menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari komitmen LDII, untuk mendukung program pemerintah dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan dan intimidasi.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga memotivasi semua pihak untuk lebih peduli dan bertindak tegas terhadap segala bentuk bullying,” ujar Sutrisno.
Dengan diadakannya sosialisasi ini, LDII Jogonalan berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan generasi muda yang tangguh dan bebas dari ancaman bullying.
“Acara ini juga diharapkan menjadi agenda rutin yang terus dilaksanakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat yang harmonis dan aman bagi anak-anak,” tutupnya. (FWI/LINES)