Sleman (24/2). DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Pengajian Keputrian di empat lokasi berbeda. Kegiatan ini diikuti oleh 1.503 peserta dari berbagai usia, mulai dari remaja hingga lansia. Pengajian bertujuan membina para perempuan dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan membangun lingkungan pergaulan yang sehat.
Empat titik penyelenggaraan pengajian tersebar di beberapa masjid, yaitu Masjid Al-A’la Karangtengah, Kapanewon Berbah dengan 277 peserta, Masjid Al-Fattah Kadirojo 2, Kapanewon Kalasan dengan 461 peserta, Masjid Ar-Royyaan, Kemantren Gondokusuman dengan 258 peserta, dan Masjid Al-Anhar, Kapanewon Depok yang diikuti oleh 507 peserta.
Ketua Dewan Penasihat PC LDII Kapanewon Kalasan, Mulyono, yang hadir di Masjid Al-Fattah Kadirojo 2, menekankan pentingnya menerapkan prinsip “3 Sukses Kegiatan” dalam setiap agenda keagamaan. “Sukses kehadiran, sukses pelaksanaan, dan sukses outcome. Jangan hanya datang, tapi pastikan ilmu yang diperoleh bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Para peserta mendapatkan materi dari pemateri yang berasal dari Ustazah Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, di antaranya Winarsih, Rizqi Marani, Diah Puspitarini, dan Ulfa Khoiroriza. Mereka memberikan pemaparan mengenai cara menjaga keharmonisan rumah tangga dan pentingnya memilih lingkungan pergaulan yang baik.
Dalam materinya, Winarsih menyoroti pentingnya komunikasi dalam keluarga serta peran perempuan dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. “Ibu-ibu yang sudah menikah harus mampu menjaga komunikasi dengan suami dan anak-anak agar tercipta keluarga yang harmonis. Selain itu, selalu meminta rida suami dalam setiap keputusan penting,” tuturnya.
Sementara itu, Rizqi Marani menyoroti pentingnya pergaulan yang baik bagi remaja putri. “Pergaulan menentukan masa depan. Pilihlah teman yang membawa pengaruh positif agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah,” pesannya.
Ia juga menegaskan bahwa lingkungan yang baik akan membantu seseorang dalam mempertahankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. “Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut sebagai upaya LDII dalam memberikan pembinaan keagamaan bagi perempuan, sehingga ilmu yang diperoleh bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (Wicak/Thesa)