Para jamaah kebanyakan meninggal di Makah, yakni 318 orang, diikuti Madinah (35), Mina (25), Jedah (9), Arafah (6), dan perjalanan lima orang. Dari jumlah itu, 11 di antaranya meninggal saat menunaikan shalat di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makah. Kebanyakan jamaah yang wafat berusia di atas 60 tahun, mencapai 259 orang, disusul usia 50-59 (104), 40-49 (33), dan di bawah 40 tahun dua orang.
Jamaah yang wafat terakhir kemarin adalah Lihun bin Amir (68) asal Palembang. Lihun meninggal karena serangan jantung dalam perjalanan darat dari Madinah ke Jedah. Lihun resminya tergabung dalam Kloter 20 Palembang, namun di-tanazul-kan atau dipulangkan ke Indonesia mendahului rombongan dengan cara dititipkan ke Kloter 15 Palembang. Dia dipulangkan lebih dulu karena sakit. Saat dipulangkan itu, dokter Misi Haji Indonesia telah memberikan rekomendasi bahwa kondisi Lihun sudah stabil dan baik. Namun ketika masuk kilometer 150 menjelang Jedah, penyakit jantungnya kambuh dan jiwanya tak tertolong.
Sekretaris Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Jedah Nur Aliya Fitra menjelaskan, Lihun seharusnya pulang akhir pekan ini, namun karena alasan medis dimajukan menjadi Senin ini melalui Bandara King Abdul Aziz Jedah. ”Dia dikebumikan di Makah, tidak di Jedah,” kata Nur Aliya. Sementara itu, Sudarno bin Ngali Usman (57) asal Kloter 11 Jakarta tertunda kepulangannya ke Tanah Air karena sakit. Dia menderita gangguan pencernaan. Menurut rencana, Sudarno akan dipulangkan Selasa (20/11) siang dari Madinah bersama 11 pasien yang dirawat di Balai Pengobatan Haji. Tapi karena kondisinya belum stabil, jadwal kepulangannya diundur menunggu stabil.
Fitra juga juga menyebutkan, saat ini masih ada dua jamaah yang dirawat di RS King Fahd Jedah, yakni Saeran bin Suwardi (59) dari Kloter 46 Solo dan Sulani bin Akhmad Kasbi (58) dari Kloter 18 Medan. Satu jamaah dirawat di RS Malik Abdul Aziz, yaitu Hafsah binti Hamzah (63) dari Lombok 12. (Dep. KIM DPP LDII)