MADINAH- Siti Subingah bin Imam Rofingi (63), yang tergabung di Kloter 25 Subaraya, Sabtu (6/10) pagi dilarikan ke Rumah Sakit King Fahd Madinah. Siti terluka parah akibat kejatuhan granit yang terlepas dari tembok lantai delapan Manazil Hotel. Peristiwa tragis itu terjadi Sabtu pagi sekitar pukul 06.00. Saat itu, bersama rombongan satu kloternya, Subingah berjalan pulang dari menunaikan shalat subuh di Masjid Nabawi. Ketika tiba di depan Manazil Hotel, mendadak ada satu granit berukuran 60×60 cm yang terlepas dari tembok lantai delapan hotel. Granit itu meluncur deras ke bawah dan menimpa kepala, leher, serta kaki korban.
Subingah, warga Desa Jabang RT 1 RW VIII Kecamatan Sidomulyo Kediri, jatim, itu seketika tersungkur pingsan. Darah mengucur deras. Dia segera dilarikan ke RS Al Anshar Madinah, namun rumah sakit tersebut tidak mampu menangani sehingga dirujuk ke RS King Fahd. Belum diketahui pasti mengapa granit itu bisa terlepas. Yang pasti, granit itu sudah dipasang beberapa tahun silam. Manazil Hotel tidak sedang melakukan perbaikan atau pembangunan. Granit itu lepas begitu saja.
“Korban dalam kondisi koma dan sekarang dirawat intensif di RS King Fahd,” kata Sekretaris Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah, M Sofwan Abdul Djani, kemarin. Subingah akan terus dirawat di King Fahd sampai pulih, meskipun musim haji telah selesai. Biaya perawatan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah Arab Saudi. Misi Haji Indonesia akan memantau terus perkembangan kesehatan nenek tersebut. Jika menjelang pelaksanaan ibadah Armina (Arafah, Musdalifah, dan Mina) dia sudah baikan, maka akan disafari wukufkan agar hajinya sempurna. Namun jika hingga sehari menjelang masa wukuf (25 Oktober) dia belum sadarkan diri, maka hajinya akan di-badal-kan atau dihajikan oleh orang lain.
“Mudah-mudahan segera pulih. Kalau sudah baik, dia akan kita safari wukufkan. Namun jika tetap masih koma, ya hajinya kita badalkan,” tambah Sofwan. Seluruh calon jamaah haji asal Indonesia yang masuk gelombang pertama atau tiba di Bandara Jedah dan Madinah sebelum 6 Oktober pukul 24.00 waktu setempat, akan bertolak ke Makah paling akhir pada 17 Oktober. Karena itu, kondisi Subingah akan dilihat hingga tanggal tersebut. Jika dia membaik, akan ikut dipindah ke Makah. Jika tetap koma, akan ditinggal di Madinah dan ditunggu hingga sehari menjelang wukuf. (Dep. KIM DPP LDII)