Surakarta (23/11). Generasi muda LDII Kota Surakarta bersama Kementerian Agama Kota Surakarta sukses menggelar talkshow bertajuk “Generasi Muda Surakarta Bertoleransi”. Acara yang berlangsung di Pendhapi Balaikota Surakarta tersebut, bertujuan mencetak agen-agen toleransi di kalangan pemuda. Sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya menghargai perbedaan.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin, yang baru saja menyelesaikan masa serah terima jabatan, memberikan apresiasi tinggi kepada LDII atas inisiatif ini. “Kami bangga melihat semangat pemuda LDII dalam mendukung nilai-nilai toleransi. Harapan kami, semangat ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat harmoni di Kota Surakarta,” katanya.
Ia menambahkan. dengan talkshow ini, LDII Surakarta dan Kemenag menunjukkan bahwa dialog dan kolaborasi lintas elemen adalah kunci untuk menjaga keberagaman Indonesia tetap menjadi kekuatan, bukan kelemahan.
Ketua FKUB Surakarta, Mashuri mengatakan kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk membangun masyarakat yang inklusif. “Keberagaman adalah aset. Dengan adanya kegiatan seperti ini, generasi muda dapat menjadi pelopor persatuan dan perdamaian di tengah perbedaan,” ujarnya.
Lebih dari 600 mahasiswa dari berbagai universitas di Surakarta hadir sebagai peserta talkshow, “Diskusi berlangsung interaktif, memungkinkan para mahasiswa berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait pentingnya toleransi dalam kehidupan masyarakat yang multikultural,” ujarnya.
Ketua LDII Surakarta, Muhammad Zain, menegaskan toleransi adalah fondasi penting dalam menjaga keberagaman di masyarakat. “Kami berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk memahami dan mempraktikkan nilai-nilai toleransi, sehingga Kota Surakarta menjadi teladan dalam keberagaman yang harmonis,” ujar Zain.
Generasi muda LDII Surakarta berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan serupa yang memperkuat persatuan di tengah keberagaman, “Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong terciptanya masyarakat yang harmonis, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya. (FWI/AC)