Kediri (18/6). Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri melaksanakan rangkaian Idul Adha 1445 H dengan suasana hikmat. Salat Ied dimulai pukul 06.00 WIB di halaman pondok pesantren itu, yang diikuti sekitar 4.000 orang. Bertindak sebagai imam, Zunit Saifulloh, dan ditutup sambutan dari pimpinan pondok Agung Riyanto.
Dalam sambutannya, Agung Riyanto yang juga Ketua DPD LDII Kota Kediri dalam sambutannya mengatakan penyembelihan hewan kurban pada hakekatnya adalah mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, yang taat terhadap perintah dari Allah SWT. “Umat Islam dapat mengambil keteladanan beliau, betapa besar ketulusan dan kecintaannya kepada Allah, sekalipun harus mengorbankan anak yang disayanginya,” kata Agung Riyanto.
Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, Islam telah mengajarkan kepada umatnya tentang keimanan, ketakwaan, dan ketaatan kepada Allah, termasuk mengajarkan nilai-nilai pengorbanan semata-mata dilakukan hanya untuk memperoleh ridho dari Allah.
Nilai-nilai yang amat mendasar inilah yang seyogyanya terus menerus dipelajari, dipahami, diamalkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang senantiasa menjunjung tinggi tata-nilai, norma, etika dan tata krama yang berlaku, sesuai dasar falsafah negara, Pancasila.
Menurut Agung, ibadah kurban memiliki perspektif yang luas, terutama untuk memperkuat rasa kebersamaan, tali persaudaraan, kepedulian dan solidaritas sosial sebagai perwujudan budi luhur, dengan melalui pembagian daging kurban.
“Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan agar daging kurban yang kita konsumsi tidak lebih dari sepertiganya, sedangkan selebihnya (yang dua pertiga) dapat disedekahkan kepada yang membutuhkan,” ucap Agung Riyanto.
Kegiatan kurban di lingkungan pondok pesantren tidak luput dari pantauan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri. Mereka meninjau pelaksanaan kurban di Pondok Pesantren Wali Barokah. M. Ilham Akbar Husni dari DKPP Kota Kediri mengatakan, apa yang dilakukan pihak Ponpes Wali Barokah sudah cukup baik dalam mempersiapkan kegiatan kurban.
“Kami telah melaksanaan dua pemeriksaan, antemortem yaitu sebelum disembelih dan postmortem atau setelah disembelih. Hasilnya hewan yang didatangkan kondisi sehat semua dan layak untuk disembelih,” ujarnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, para santri dan warga Ponpes Wali Barokah sangat antusias dalam mengejar pahala ibadah kurban. Terbukti mereka mampu melaksanakan kurban dengan 27 ekor sapi dan 33 ekor kambing. Sebagian dinikmati para santri dan warga, dan sebagian disedekahkan kepada masyarakat Kelurahan Burengan dan Banjaran di sekitar pondok pesantren itu. (Mzdha)