Palembang (29/7). Kebangkitan ormas Islam untuk pembangunan ekonomi umat di tengah pandemi Covid-19 merupakan keniscayaan. Pandemi yang tak kunjung berakhir merupakan sebuah tantangan, sekaligus peluang ormas Islam untuk istiqomah. Karena di balik ujian pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
“Saya keliling Indonesia melihat langsung suka duka diterpa badai Covid-19. Ini wujud manifestasi Allah mencintai umatnya,” ujar Ketua MUI Dr. KH M. Sodikun, M.Si saat menjadi keynote speaker webinar “Peran Ormas Islam terhadap Kebangkitan Ekonomi Umat” pada Kamis (29/7) secara daring.
Mantan Ketua MUI Sumsel ini menjelaskan, ormas Islam punya kekuatan bersama dalam membangun koordinasi yang baik. Kehadiran ormas Islam dalam mengatasi pandemi, tidak lagi memandang perbedaan. “Paradigma yang harus dibangun adalah ormas satu jiwa satu raga, saling menguatkan karena peran ormas Islam dinantikan masyarakat atau umat,” kata KH Sodikun.
“Kita melihat semakin menguatnya ukhuwah persaudaraan umat Islam, mereka bekerjasama secara positif untuk memulihkan ekonomi umat. Kita (umat Islam) tidak punya konsep keputusasaan atau pesimis dalam menghadapi permasalahan. Ini merupakan ujian sebagaimana manifestasi kecintaan Allah pada kita, agar ormas Islam bangkit menuju menggapai keridhaan Allah,” katanya.
Menurut KH Sodikun, ormas Islam terdapat dua masalah yang tidak dapat dilepaskan melihat kondisi saat ini, penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. “Pandemi yang terjadi saat ini mungkin juga ujian, mungkin juga musibah karena dosa yang kita lakukan.” Ia mencontohkan, saat upaya menekan penularan Covid-19 ini, di jalan-jalan masih mudah ditemukan masyarakat yang tidak memakai masker. Padahal menggunakan masker itu wujud nyata jihad, agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain atau sebaliknya tertular. “Bisa jadi kita angkuh dan sombong tidak memakai masker, kita dzolim pada saudara kita,” katanya.
Kedua, pemulihan ekonomi umat tidak hanya tugas pemerintah atau mereka yang punya jabatan. Pemerintah telah menggelontorkan dana triliunan namun proses vaksinasi baru beberapa persen. Karena itu perlu kerjasama semua pihak, seperti yang KH Sodikun contohkan dari MUI yang telah bekerjasama dengan TNI dan Polri dalam menggelar vaksinasi di Kota Tua, Jakarta dengan target 1.000 orang.