Sleman (22/5). Di tengah arus budaya materialistik dan tekanan hidup modern, DPD LDII Kabupaten Sleman menggelar Pengajian Akbar Generus untuk membekali generasi muda dengan nilai-nilai spiritual. Kegiatan yang digelar pada Minggu, 18 Mei 2025, menyasar dua segmen usia: remaja 13–18 tahun di Masjid Al-Furqon, Gedongan, dan usia mandiri 19 tahun hingga belum menikah di Masjid Mulya Abadi, Mulungan.
Ketua DPD LDII Sleman, Suwarjo menjelaskan bahwa pengajian ini merupakan bagian dari program pembinaan generasi penerus (generus) agar tetap berpegang pada nilai agama di tengah derasnya arus gaya hidup pragmatis. “Kami ingin anak muda LDII tidak hanya fokus pada pencapaian duniawi, tapi juga memiliki pijakan akhirat yang kuat,” ujarnya.
Pengajian menghadirkan dua pembicara, yakni Ketua Yayasan Pendidikan Budi Utomo Gadingmangu Jombang, Wildy Istimror, dan pengajar Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, Ust.Erwin Wiyadi. Keduanya menekankan pentingnya menjadikan agama sebagai fondasi utama dalam menggapai kesuksesan.
Dalam tausyiahnya, Wildy membagikan pengalamannya semasa muda saat menjadi mahasiswa. Ia mengaku sempat bingung menentukan prioritas hidup, hingga mendapat pesan dari gurunya yang menyarankan untuk lebih dulu beramal sholeh baik mengajar mengaji, berdakwah maupun amal sholeh lainnya. “Waktu itu saya masih semester lima. Beliau bilang, ‘Kalau kamu memperbanyak amal sholeh sekarang, nanti setelah lulus Allah menolongmu.’ Dan itu betul-betul saya alami,” kata Wildy.
Ia menambahkan, dari pengalamannya bekerja di berbagai daerah di Indonesia hingga ke luar negeri seperti Taiwan dan Korea Selatan, dirinya sering bertemu dengan sosok-sosok sukses yang ternyata memiliki latar belakang sebagai pejuang agama. “Mereka memulai karier dari berdakwah, dari majelis kecil, lalu berkembang. Hidup mereka penuh keberkahan karena Allah yang menetapkan langkahnya,” ujar Wildy.
Sementara itu, Erwin Wiyadi mengajak peserta untuk tidak terlena pada kemewahan dunia yang fana. Ia menekankan pentingnya menjadikan agama sebagai rambu utama dalam membuat keputusan hidup. “Kalau hidup hanya mengejar dunia, tidak akan pernah cukup. Tapi kalau kita utamakan agama, dunia akan ikut mengejar,” kata Erwin. Ia juga membawakan sejumlah dalil yang memperkuat pentingnya menjadikan akhirat sebagai orientasi utama generasi muda. (Wicak/LINES)