Kediri (28/10). Tim Verifikator Implementasi Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi Pesantren Sehat Jawa Timur (IKI PESAT Jatim) 2024 berkunjung Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur, pada Jumat (25/10). Kedatangannya mereka, bertujuan untuk verifikasi tahap akhir terhadap Ponpes Wali Barokah yang masuk tiga besar lomba Pesantren Sehat Jawa Timur.
Ketua Tim Verifikator Malik Afif dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengawali sambutannya dengan memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional. “Semoga semua santri di Jawa Timur khususnya santri Ponpes Wali Barokah menjadi pribadi yang berkualitas dan punya pola hidup yang sehat,” katanya.
Menurut Malik, timnya melakukan verifikasi dokumen penilaian implementasi IKI PESAT terhadap 26 pondok pesantren di 38 Kabupaten Kota di Jawa Timur. “Dan Ponpes Wali Barokah masuk dalam tiga besar. Jadi pada dasarnya sudah juara, dan harapannya menjadi nomor satu se-Jawa Timur,” imbuhnya yang disambut seruan amin, dan tepuk tangan meriah dari hadirin.
Tujuan kedatangan tim verifikasi ke pesantren, selain bersilaturahim juga untuk memverifikasi dokumen yang sudah dikirimkan ke panitia beberapa waktu lalu. Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki banyak pesantren. Fenomena tersebut mendorong Pemprov Jatim membuat program Pesantren Sehat. “Kami ingin pesantren-pesantren juga terjangkau oleh pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang kami miliki,” lanjut Malik.
Pihaknya juga mendorong Dinas Kesehatan maupun Puskesmas melakukan kunjungan yang lebih intens. Diharapkan lulusan pesantren dapat menduduki posisi yang strategis di bidang kesehatan. “Kami ingin alumni pesantren selain berkualitas akhlak dan ilmunya, juga menjadi contoh dalam pola hidup sehatnya. Ini ditentukan oleh perilaku atau pola hidup,” tegasnya.
Sehingga dengan kebijakan “Pesantren Sehat” Pemprov Jatim membuat tiga program dasar. Pertama membudayakan hidup sehat yang ditentukan perilaku atau pola hidup para santri. Kedua, masing-masing pondok pesantren membentuk kader santri husada. Para kader tersebut dibina terlebih dahulu agar bisa berbudaya hidup sehat. Ketiga, setelah itu mereka memberi contoh dan mengajak teman-temannya untuk berperilaku sehat.
“Sehingga kader-kader Santri Husada inilah yang menjadi strategi kami untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan pesantren,” ujar Malik. Selain mengubah pola perilaku, pihaknya juga ingin pesantren terjangkau oleh pelayanan-pelayanan kesehatan.
Pelayanan dimaksud antara lain pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri. Dan memperluas jangkauan screening TBC. Selain hal tersebut tentu pelayanan kesehatan cukup banyak, dan ini akan terus dikembangkan agar dapat terjangkau oleh semua pihak.
Strategi berikutnya yaitu dukungan sarana kesehatan dan sanitasi yang cukup baik. “Tiga strategi inilah yang kami terapkan di Pesantren Sehat,” tambahnya. Dalam kesempatan tersebut Malik Afif secara simbolis membagikan susu sapi kepada santri putra dan tablet tambah darah (TTD) untuk santri putri, sebagai salah satu inovasi Aksi Bergizi Ponpes Wali Barokah (Siber Dakwah). Selanjutnya ratusan santri yang hadir secara bersama-sama meminum susu dan TTD yang sudah dibagikan.
Dalam melaksanakan verifikasi Implementasi IKI PESAT Jatim tahun 2024, Malik Afif melibatkan delapan anggota, yang terdiri dari pejabat Biro Kesra Pemrpov, Dinas Kesehatan Provinsi, Kanwil Kemenag, dan Universitas Nahdhatul Ulama Surabay (UNUSA).
Poin-poin yang diobservasi di antaranya kebijakan-kebijakan berwawasan kesehatan. Salah satu faktornya perilaku, yang ini bisa dilaksanakan bila ada aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan internal ponpes yang mengarah terhadap kebersihan dan kesehatan. Kedua, bagaimana implementasi Pesantren Sehat dilakukan di lingkungan pesantren, dan nantinya akan ada sampling beberapa santri untuk tanya jawab dan observasi.
Ketiga, inovasi-inovasi yang sudah dilaksanakan sebagai bagian pengembangan dan percepatan penerapan Pesantren Sehat. Dan terakhir, bagaimana peran lintas sektor dalam mendukung dan melakukan pembinaan di pesantren. “Walaupun isinya Pesantren Sehat, maka urusan kesehatan tidak bisa dilepaskan dari peran serta sektor lain yang mendukung dan melakukan pembinaan kesehatan,” ujar Malik.
Selanjutnya Malik bersama tim keliling ke beberapa tempat meninjau sarana prasarana pesantren. Antara lain Poskestren, asrama santri, sarana olahraga, sanitasi, kamar mandi, dapur santri, kantor, pengolahan sampah dan magot.
Bahkan ia juga melihat langsung lokasi produksi roti Bakery Alqomar yang melibatkan para santri. Tempatnya bersih, proses pengolahannya sudah standar, sudah memiliki PIRT dan sertifikat halal, menunjukkan bahwa sudah ada pembinaan yang baik dari lintas sektor.
Usai berkeliling Ponpes Wali Barokah, Malik Afif mengagumi kondisi pondok pesantren yang sangat bersih dan rapi sesuai standar Pesantren Sehat di Jawa Timur. “Kami ingin menepis stigma-stigma yang berkembang di masyarakat bahwa pesantren pada umumnya terkesan kumuh dan tidak sehat, kami saksikan sendiri dan kami pastikan disini tidak seperti itu,” tegasnya. (Mzdha)