MAKAH- Mulai tahun depan, sisa dan tambahan kuota haji akan dialokasikan seluruhnya bagi para jamaah lanjut usia atau lansia. Kebijakan tersebut diambil agar jumlah jamaah haji lansia tidak terus bertambah dari tahun ke tahun.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Anggito Abimanyu di Makah, Senin (22/10),
menjelaskan, saat ini banyak jamaah lansia yang masuk daftar tunggu hingga 10 tahun. Jika sebagian dari mereka kini berusia 80 tahun, maka ketika berangkat haji umurnya sudah 90 tahun.
Ibadah haji sangat menguras tenaga karena lebih banyak aktivitas fisik, seperti umrah, wukuf di Arafah, mabit (menginap) di Mina dan Muzdalifah, serta melempar jamarat. Karena itu, bagi lansia, tantangannya jauh lebih berat. Para jamaah misalnya, harus berjalan dari kawasan Mina ke Masjidil Haram yang berjarak sekitar tujuh kilometer saat melempar jamarat dan thawaf ifadah.
”Tahun depan, sisa dan tambahan kuota akan kita berikan ke jamaah lansia. Cuma batasan umur lansia ini belum diputuskan, akan kami bicarakan dulu,” ujar Anggito. Tahun ini batasan umur lansia adalah 85 tahun ke atas.
Sisa kuota muncul karena jamaah tidak melunasi biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) pada tahun termaksud. Sisa kuota ini biasanya ditawarkan ke jamaah nomor urut berikutnya. Namun, jamaah yang mendapatkan tawaran mendadak atau maju setahun, biasanya juga tidak begitu siap sehingga enggan menerima. Dengan demikian, kuota tak seluruhnya terserap.
Tahun ini misalnya, di Jatim punya kuota 34.165 kursi, namun hingga batas pelunasan BPIH hanya 33.871 yang melunasi sehingga terdapat sisa kursi. Sisa semacam inilah yang akan dialokasikan ke jamaah lansia. ”Kuota yang tak terserap ini akan kami alokasikan untuk jamaah lansia dan pendampingnya,” tandas Anggito. Demikian pula dengan kuota tambahan yang biasanya diberikan oleh pemerintah Arab Saudi. Jumlah kuota tambahan tidak bisa dipastikan. Terkadang 10 ribu. Tapi tahun ini pemerintah Arab Saudi tidak memberikan kuota tambahan ke semua negara dengan alasan kenyamanan. Pemerintah Indonesia selama ini memiliki kuota 211 ribu, namun selalu meminta 30.000 kuota tambahan dan biasanya yang dikabulkan hanya 10 ribu. ”Jika permohonan kuota tambahan ini dikabulkan oleh pemerintah Arab Saudi, juga akan kita alokasikan untuk jamaah lansia,” ujar Anggito.
Hingga tahun ini, jamaah lansia yang masuk daftar tunggu sudah mencapai 360 orang lebih dari total waiting list sebanyak 1,8 juta. Tahun 2012, jamaah yang berusia di atas 100 tahun ada 24 orang.
Jamaah tertua adalah Karto Marsaid dari Embarkasi Banjarmasin, berusia 110 tahun. (Dep. KIM DPP LDII)