Jakarta (17/2). Seorang penghafal Alquran dituntut tidak hanya mampu menghafalkan Alquran, namun juga hidup sebagaimana tuntunan Alquran. Inilah yang menjadi pemikiran dan fokus pengurus Yayasan Ponpes Minhajurrosyidin, Jakarta Timur.
Untuk mendukung program tersebut pondok pesantren yang berlokasi di Pondok Gede itu menggelar Sharing Motivasi dan Ta’aruf Tahfidzul Qur’an antar wilayah DPD LDII se-Jabodetabek Karawang dan Bandung, pada Minggu (31/1). Halaqoh akbar yang baru pertama kali diadakan ini diikuti lebih 500 peserta.
“Sebelumnya memang jumlah kuota yang diundang hanya 500 peserta saja, namun di luar perkiraan yang menghadiri hingga 800 lebih peserta. Ini memang menunjukkan bahwa, di setiap PC LDII untuk wilayah se-Jabodetabek aktif mempraktekan halaqoh Alquraan, sehingga jika diakumulasi mungkin peserta yang hadir bisa mencapai 2.000 peserta atau lebih,” ujar ustadz Abdul Aziz, Guru Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.
Latar belakang diadakan halaqoh tahfidz Alquran tersebut adalah untuk mewujudkan program Tri Sukses generasi penerus LDII, agar benar-benar menjadi putra putri generus yang alim, faqih dan berakhalkul kharimah serta memiliki sikap kemandirian.
“Alim adalah orang yang menguasai ilmu dan terlihat dari dia berlisan. Faqih adalah orang yang benar-benar memahami ilmu itu sampai mendalam atau dalam istilah jawanya “sampek mbalung sumsum” benar-benar melakat dalam dirinya. Berakhlakul kharimah yaitu bercermin seperti dalam Alquran, karena cerminan sikap, perilaku dan cara berpikir baik orang iman itu bersumber pada Alquran ,” jelas ustadz Kholil Bustomi yang memberikan nasehat kepada peserta halaqoh tersebut.
Ustadz Kholil Bustomi juga mengatakan acara halaqoh bukan sekedar menghafal lafadz-lafadz Alquran tetapi benar-benar memahami isinya dan bisa memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa akhlakul kharimah adalah jati diri orang iman.
Selanjutnya untuk lebih menghidupkan kegiatan menghafal Alquran, ia menyarankan PC dan PAC LDII menggelar lomba menghafalkan Alquran. Agar para anak-anak bersemangat dan juga memberi contoh kepada para generus yang lain. Dalam perlombaan itu mereka bisa berbagai pengalaman masing-masing.
Ustadz Kholil Bustomi yang juga wakil ketua Majelis Taujih Wal Irsyad DPP LDII, memberikan tips agar mudah membaca dan menghafal Alquran. Yang pertama adalah ikhlas (mukhlislillah) murni karena Allah SWT, jadi segala sesuatu untuk memulai membaca dan menghafal Alquran harus fokus karena Allah SWT, “Selaras ketika kita minta sesuatu itu pun juga harus karena Allah SWT jangan dengan manusia,” tegasnya.
Kedua seorang tahfidz harus melakukan pengulangan bacaanya, istilahnya adalah me-muroja’ah . Ketika ingin menjadi seorang tahfidz Alquran jangan malas untuk me-muroja’ah/pengulangan bacaan secara rutin. Pada dasarnya kunci untuk bisa hafal (hafidz) Alquran adalah muroja’ah. Faktor lainnya adalah kesemangatan seseorang dan selalu menjaga niat karna Allah SWT.
Halaqoh Tahfidz adalah salah satu kegiatan menghafal Alquran bagi generasi penerus LDII, dan sekaligus mencetak ahli Quran yang benar-benar mengaplikasikan aqidah dan ibadah sesuai Alquran. Dengan tahapan menghafal Alquran, tafsir ma’ani dan tahap ketiga memahami dan mampu mengimplentasi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Alquran. (Prima, Niko, LINES)