Kamis (23/4) The Chief Globalizations Strategiest The Office of Strategic Management dari Universitas Otemon Gakuin Jepang, Kiyoshi Takeda khusus berkunjung ke gedung DPP LDII Senayan Jakarta. Bersama Human Resource dan translaternya Miyazima, Kiyoshi Takeda memaparkan program studi dan scholarship bagi mahasiswa Indonesia dan khususnya mahasiswa LDII yang ingin melanjutkan studinya ke Jepang. Takeda melihat LDII sebagai organisasi di Indonesia yang memiliki generasi muda yang kuat dan handal.
Universitas yang terletak di Ibaraki Osaka Jepang ini merupakan yayasan pendidikan yang memiliki jaringan komprehensif, yang membentang mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah pascasarjana. Untuk pendidikan pascasarjana ada beberapa fakultas antara lain ekonomi, sosiologi, psikologi, seni, community development, dan manajemen bisnis. Tapi dari beberapa fakultas, Takeda menekankan fakultas manajemen bisnis yang khusus menggunakan bahasa Inggris, selainnya berbahasa Jepang. “Namun tidak perlu khawatir mereka bisa belajar bahasa Jepang “learning by doing” dalam kurun waktu 2-3 tahun,” tambahnya.
Dalam kunjungan itu Kiyoshi Takeda menjelaskan tentang program beasiswa di perguruan tinggi tersebut. Untuk 80 mahasiswa pertama yang melakukan pendaftaran pada fakultas yang diminati, mereka mendapat beasiswa Rp 33 juta per tahun. Dan tambahan “an additional scholarship” Rp 22 juta per tahun bagi mahasiswa yang memiliki prestasi dengan nilai bagus. Untuk tahun pertama dalam perkuliahan mereka dikenakan biaya Rp 122 juta – sudah termasuk dikurangi beasiswa Rp 33 juta.
Meskipin biaya hidup di Osaka sangat mahal, Takeda menegaskan, mahasiswa Indonesia di negeri tersebut bisa bekerja paruh waktu di restoran, supermarket, dan took-toko untuk mendapatkan tambahan biaya hidup, mereka serta bisa membantu meminimalkan biaya dari orangtua. Dia juga menambahkan “Bagi mahasiswa yang mempunyai keterampilan dasar berbahasa Jepang yang baik, mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih luas dan lebih baik,”ujar Takeda.
Point-poin penting yang dimiliki Universitas Otemon Gakuin yaitu mahasiswa di sana bisa mendapatkan kesempatan kerja magang di beberapa perusahaan-perusahaan ternama di Jepang. Mereka juga bisa memiliki jangkuan yang lebih luas, untuk bekerja sama dengan orang asing.
“Harapanya adalah ketika mereka sudah menimba ilmu dan banyak mendapatkan pengalaman di Jepang, mereka bisa kembali lagi ke Indonesia dan mengembangkan keterampilanya sehingga dapat berkontribusi dengan menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia,” ujar Takeda.
Takeda ingin bekerja sama dengan ormas-ormas Islam, untuk mengajak pemuda pemudi Indonesia belajar ke Jepang. Saat ini sekitar 2.500 mahasiswa Indonesia belajar di Jepang. Berbagai program studi berbeasiswa atau “Monbukagakusho” untuk mengajak mahasiswa dari penjuru dunia untuk belajar di Jepang. (Prima/LINES)