Sementara, dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata, “Aku berkata, ya Rosululloh, kami (wanita) menilai jihad itu seutama-utama amalan. Apakah kami tidak jihad? Beliau bersabda, tetapi yang lebih utama daripada jihad adalah hajji mabrur.”
Rowahu al Buhori kitab al Hajj, “Barang siapa yang berhajji karna Alloh kemudian dia tidak menjima’ istrinya (dalam keadaam ihrom) dan tidak melanggar (larangan agama secara umum maupun larangan-larangan dalam hajji) maka dia kembali seperti ketika dilahirkan oleh ibunya.”
“Dan berkata Husin (perowi hadits), hajji mabrur itu kalau pulang dari hajji berhati-hati dalam urusan dunia dan senang dalam urusan akhirat.”
Ditanya Rosululloh SAW apakah baiknya hajji? Nabi menjawab: Memberi makan dan baik ucapannya. (Dalam riwayat Ahmad dan al Baihaqi: memberi makan dan menyiarkan salam).
Hajji mabrur, yang hasilnya luar biasa, adalah hajji yang dalam mengerjakannya benar-benar sesuai dengan tuntunan Rosululloh SAW. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan al Baihaqi an Jabar, Rosululloh bersabda, “Ambillah diriku (Nabi) tentang ibadah hajji kalian, barangkali setelah tahun ini saya tidak melihat kalian..” Jadi kesimpulannya:
Orang yang hajjinya mabrur ialah orang yang hajjinya sesuai dengan tuntunan Rosululloh SAW.
Orang yang hajjinya mabrur ialah orang yang hajjinya tidak dicampuri dengan pelanggaran-pelanggaran, tidak dicampuri dengan dosa-dosa.
Orang yang hajjinya mabrur ialah orang yang dalam hajji dan setelah pulang dari hajji selalu mempunyai jiwa senang menolong kepada yang berhak ditolong, hatinya longgar, nyegoro, senang membantu, dan mempunyai jiwa dermawan.
Orang yang hajjinya mabrur ialah orang yang meningkat akhlak budi pekertinya yang luhur, sopan santun dan andap asornya meningkat, tata kramanya meningkat, yang semuanya itu ditandai dengan ucapannya yang baik dan lemah lembut.
Orang yang hajjinya mabrur ialah orang yang setelah pulang dari hajji dalam urusan dunia tambah mutawari’, tambah zuhud, tambah hati-hati, lebih menjaga tentang halal-harom, haq dan bathil, sah dan tidak sah, melanggar dan tidak melanggar, sehingga urusan dunianya tidak mempengaruhi/merusak ibadahnya. Dalam urusan ibadah dia lebih bersemangat, lebih nggedodor, lebih methithi, lebih dipolkan lagi daripada sebelum hajji.
Untuk itu bagi umat Islam yang sudah bisa melaksanakan ibadah hajji semestinya bisa menjadi semakin banyak syukur kepada Alloh, karena sudah di-qodar oleh Alloh bisa memenuhi kewajiban ibadah hajji. Perhatikanlah firman Alloh dalam surat Ali Imron ayat 97, “Dan bagi Alloh wajib atas manusia hajji ke Baitulloh yaitu bagi yang sudah mampu jalannya.”
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Rosululloh SAW bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Alloh telah mewajibkan hajji kepada kalian, maka berhajjilah.”
Umat Islam yang sudah melaksanakan ibadah hajji berarti mereka sudah mendapatkan kefadolan-kefadolan hajji, antara lain:
Mereka telah menjadi tamu kehormatan dari Alloh (dluyufur rohman) sesuai dengan sabda Rosululloh (rowahu Ibnu Majjah), “Orang-orang yang hajji dan orang-orang yang umroh itu menjadi tamu Alloh. Jika mereka berdoa kepada Alloh maka Alloh mengabulkan doa mereka, dan jika mereka mohon ampun kepada Alloh maka Alloh mengampuni kepada mereka.”
Orang yang hajji itu doanya maqbul, pahala atas biaya yang telah dikeluarkan untuk hajji dilipat-gandakan, dan biaya yang telah dikeluarkan untuk hajji diganti oleh Alloh, dan dihilangkan kefakirannya.
Sabda Rosululloh SAW rowahu Al Baihaqi: “Orang-orang yang hajji dan orang-orang yang umroh itu menjadi tamu Alloh, jikamereka minta pasti diberi, dan jika mereka berdoa pasti dikabulkan, dan jika mereka mengeluarkan biaya untuk hajji pasti diganti.
Rowahu Ahmad wa Thobroni: “Biaya dalam hajji itu seperti biaya dalam sabilillah (dilipatkan 700 kali lipat).
Rowahu Thobroni wal Bazar: “Orang yang hajji tidak akan al im’aru sama sekali, ditanyakan kepada Jabir apa yang dimaksud al im’aru? Jabir menjawab: melarat.
Rowahu Tirmidzi: “Ikutkanlah antara hajji dan umroh karena keduanya itu menghilangkan fakir dan dosa seperti ububan menghilangkan kotoran besi, emas dan perak, dan tidak ada pahala hajji mabrur kecuali surga.
Orang yang hajji mendapatkan lipatan pahala Tanah Harom, yaitu satu kebaikan yang dikerjakan di Tanah Harom sama dengan 100.000 kebaikan yang dikerjakan di luar Tanah Harom (hadits rowahu Ibnu Khozimah wal Hakim).
Sholat di Masjidil Harom lebih baik dan lebih utama 100.000 kali dibandingkan dengan sholat yang dikerjakan di luar Masjidil Harom walaupun masjid-masjid lain itu sama-sama di Tanah Harom Mekah (hadits rowahu Ibnu Majjah).
Towaf di Baitulloh mendapatkan 60 rohmat (hadits rowahu Thobroni). Towaf di Baitulloh pahalanya seperti pahala memerdekakan satu orang budak. Setiap kali orang towaf, ketika mengangkat kakinya yang satu dan meletakkan kaki yang lainnya di bumi, maka dihapuslah satu kesalahannya dan ditulislah baginya satu kebaikan. Mengusap hajar aswad dan Rukun Yaman maka dihapus kesalahannya (hadits rowahu at Tirmidzi).
Sholat dua rokaat di belakang maqom Ibrohim setelah towaf pahalanya seperti pahala memerdekakan seorang budak. Sa’i antara Sofa dan Marwah pahalanya seperti pahala memerdekakan 70 orang budak. Wuquf di Arofah semua dosanya diampuni oleh Alloh walaupun dosa-dosanya sebanyak hitungan pasir atau sebanyak hitungan tetesan hujan dari langit, atau dosanya sebanyak hitungan buih di lautan.
Melempar jumroh pahalanya setiap kali lemparan batu menghapus satu dosa besar. Adapun menyembelih hadyu di hari nahr merupakan simpanan/tabungan di sisi Alloh. Dan mencukur rambut kepala ketika tahallul setiap satu rambut yang dicukur pahalanya mendapat satu kebaikan dan dihapus satu kesalahan (hadits rowahu at Thobroni wal Bazzar).
Jadi ibadah hajji disamping secara umum pahalanya jelas maka setiap bagian-bagian manasik hajji juga ada pahalanya sendiri-sendiri.
Orang yang melaksanakan ibadah hajji bisa berdoa di tempat-tempat mustajabah yang tidak ada di luar Makkah Madinah dan sekitarnya, seperti berdoa di Multazam, berdoa di Maqom Ibrohim (setelah sholat 2 rokaat sehabis towaf), berdoa di Shofa dan Marwah, berdoa di Arofah pada sore hari ketika wuquf, berdoa di Mash’ar al Harom Musdzalifah dan tempat-tempat lainnya.
Masih banyak lagi kefadolan-kefadolan ibadah hajji lainnya yang tidak tertulis di sini. Semoga Alloh paring manfaat dan barokah.
Ajzklh