Syeih Tengku Sama’un Risyad Ketua MPU Lhokseumawe – NAD
Nasehat Syeih Tengku Sama’un Risyad saat mengunjungi Ponpes LDII di kediri, yang saat itu sedang berlangsung asrama Al-Qur’an ( Qiratussab’ah zus 18, 19 dan 20) tanggal 13- 21 Juni 2007, dihadapan para Mubalegh – Mubaleghot LDII utusan daerah dari seluruh Indonesia.
Berikut nasehatnya “Yang terhormat para pembawa Al-Qur’an dan para pembawa Qiratussab’ah. Saya malu nasehat disini, karena semua yang berada disini adalah pembawa Al-Qur’an. Perkenalkan saya Syeih Tengku Sama’un Risyad, pernah mondok di Aceh selama 13 tahun dan di Makkah sekolah di Ummul Quro selama 8 tahun dan jadi da’i di Manado dan di Jakarta, sekarang Ketua MPU Lhokseumawe bukan ketua ulama tetapi ketua Majelis Permusyawaratan Ulama.
Tujuan kedatangan saya untuk ta’aruf dan kedua belajar tentang apa LDII, Ponpes, Pendidikan, Ibadah, Pemahaman, Keyakinan serta memahami dan mengamalkan agama. Apa yang kami lihat sangat menbahagiakan kami, karena saya punya Ponpes dan saya mau belajar tentang Ponpes LDII, saya ingin alumni Ponpes LDII disini mau mengajar di Ponpes saya terutama yang bisa bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Saya sangat bangga dengan Ponpes LDII, karena pembinaan sangat baik sehingga para santrinya juaga sangat baik, untuk ini sangat saya harapkan ditularkan di Ponpes saya. Isi khotbah tadi sudah cukup banyak dan saya yakin santri disini bisa memahami karena semua santri mengetahui makna bahkan hapal dalil-dalil itu. (nasehat ini disampaikan setelah sholat Jum’at dimana khotbah sholat Jum’at tersebut memakai bahasa Arab) Sesama muslim kita bukan hanya ta’aruf saja tetapi memiliki rasa mahabah wa rohmah yaitu memiliki rasa kasih sayang bagaikan contoh tetangga bisa beli mobil baru kita sendang dan tidak iri.
Yang membedaan kita adalah taqwa, siapa orang yang paling taqwa yaitu orang yang paling patuh dan mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Rosul termasuk didalamnya. Orang yang paling mencintai Al-Qur’an orang yang bergetar hatinya ketika bibacakan A-Qur’an dan bertambah imannya.
Tiga (3) macam golongan yang benar yaitu digambarkan sebagai berikut : 1. Orang yang naik pohon manggis dengan ilmunya. 2. Orang yang naik pohon manggis dengan cari rambu-rambu yang benar. 3. Orang yang naik pohon manggis dengan hati-hati supaya tidak salah. Orang yang jelek adalah orng yang naik pohon manggis pegang batang tanpa melihat apakah pegang batang manggis atau bukan, apalagi masalah agama harus hari-hati pegang batang. Al-Qur’an – Hadist yang benar kalau tidak kita salah, melakukan ibadah, khurofat, syirik, tahayul contoh ada hajat jodoh jabat rezeki datang ke kuburan ini syirik, yang benar datang ke Alloh. Al-Qur’an dan Khutubussitah ini obat dari bid’ah dan syirik.
Guru muda Ponpes LDII ini hebat, mereka belajar Al-Qur’an dan kutubussitah/ tafsirnya ini rambu-rambu yang benar. Kita jadi orng muttabiin bukan orang yang muqollit/ taqliq/ ikut-ikutan, kita cari cabang yang asli, Al-Qur’an dan Sunnah Rosul pasti benar, pasti sampai tujuan, pasti tidak tersesat. Pesan saya yaitu : 1. Mencintai apa yang baik/ benar dan meninggalkan yang tercelah/ salah. 2. Kita supaya mencintai Alloh dan Rosul (Al-Qur’an – Hadist). 3. Jangan sia-siakan kepercayaan orang tua menitipkan di Ponpes LDII, supaya belajar yang sungguh-sungguh sehingga menjadi mubalegh yang hebat.
Saya melihat di Ponpes LDII Kediri banyak anak-anak sholeh karena terbiasa amal sholeh. Banyak guru muda yang bisa memberikan tausyah. Dalam hati kami, saya melihat orang LDII di Medan, Jakarta, Surabaya, Gersik, Kediri dan Gading Mangu, melihat orng LDII sholat, Adzan ternyata sama dengan saya. Sudah jelas bagi saya, siapa LDII. LDII benar semoga tidak ada perbedaan yang perinsif.
Saya harapkan bantuan mubalegh dari LDII kalau bisa yang bisa bahasa Arab dan Inggris. Kami dimana-mana disambut bagaikan Wapres, LDII sangat hebat, mohon maaf jika ada kesalahan, Alhamdulillah jazakumullohukhoiran”. Demikianlah nasehat Syeih Tengku Sama’un Risyad saat bersilaturrohim ke LDII.
Silaturrohim ini dengan perjalanan selama 7 hari (tanggal 13 – 17 Juni 2007) yang dimulai dari Medan – Jakarta – Surabaya – Kediri – Gading Mangu – Gersik – Jakarta – Medan. Dalam kesempatan ini juga Ketua Umum LDII, Prof. Dr. KH. Abdullah Syam, MSc. Memberikan cendramata sebagai kenang-kenangan kepada MPU Lhokseumawe.