JAKARTA (Pos Kota) – Wakil Ketua MPR Hajriyanto Thohari menilai sila yang paling sial dalam Pancasila adala sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia karena keadilan sosial belum pernah terwujud.
“Jurang pemisah antara yang miskin dan yang kaya semakin lebar,” kata Hajriyanto saat menjadi pembicara dalam sarasehan kebangsaan bertema “Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara” di Kantor Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia, di Jakarta, Kamis siang.
Pembicara lain, Redaktur Senior Budiman Thohari, Direktur Reform Institut Yudi Latif dan Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo.
Hajriyanto mengatakan angka kemiskinan menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 30 sampai 31 juta dengan ukuran yang digunakan BPS adalah, pendapatan setiap penduduk Indonesia satu dolar Amerika Serikat (AS) dengan nilai kurs satu dolar AS sama dengan Rp7.000,-.
“Padahal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan orang dikatakan miskin jika memiliki pendapatan dua dolar AS dengan kurs satu dolar AS sama dengan Rp9.000,”,” papar Hajriyanto.
Menurut dia, kalau kita menggunakan penghitungan PBB maka jumlah angka kemiskinan kita dua kali atau tiga kali lipat dari jumlah 31 juta angka kemiskinan yang disampaikan BPS.
Selain itu, kata dia, sulit untuk memberantas angka kemiskinan di Indonesia dengan cepat karena struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita sebesar Rp1.300 triliun, di mana 60 persen digunakan untuk biaya pegawai dan perjalanan dinas, 20 persen untuk membayar hutang dan bunganya dan hanya 20 persen untuk pembangunan.
“Ketika sampai di APBD rata-rata anggaran rutinnya di daerah mencapai 81 persen dan untuk rakyat sendiri hanya 18 persen. Sebab itu, saya menilai bahwa sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia tidak pernah terwujud,” papar Hajriyanto. (johara/B)
sumber :http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/06/09/sila-kelima-pancasila-paling-sial