Banjarnegara (24/1). Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan, ormas keagamaan berperan menjadi filter untuk menetralisir isu SARA agar tidak kontra-produktif jelang Pemilu 2024. Hal itu ia katakan saat “Sosialisasi Empat Pilar MPR RI” di Dapil VII Jawa Tengah, bersama DPW LDII Jawa Tengah, serta DPD LDII Kabupaten Banjarnegara, pada Senin (22/1).
“Isu terkait suku, ras, dan agama selalu menjadi isu yang sensitif. Terlebih dalam setiap penyelenggaraan Pemilu, jika tidak disikapi dengan bijaksana, akan menimbulkan kesalahpahaman, memantik konflik sosial, bahkan pintu masuk radikalisme,” ujar Bamsoet, sapaan akrabnya.
Ia menegaskan, ormas seperti LDII adalah entitas sosial yang cenderung mudah diterima dan dipatuhi oleh masyarakat. “Karena di dalam kepengurusannya, diisi tokoh-tokoh agama yang menjadi panutan,” pungkasnya.
Bamsoet melanjutkan, merujuk pada hasil survei LSI, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap imbauan tokoh agama memiliki persentase yang cukup tinggi, “Mencapai 51,7 persen, lebih tinggi dibandingkan kepatuhan terhadap seruan yang disampaikan politisi yang hanya mencapai 11 persen,” sambungnya.
Ia menjelaskan setiap ormas keagamaan di Indonesia juga harus memiliki wawasan kebangsaan yang komprehensif, dan senantiasa mengedepankan sikap nasionalisme. Menurutnya, harus ada kesadaran dan komitmen kolektif, bahwa Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler, melainkan negara yang berketuhanan.
“Dalam konteks wawasan kebangsaan, LDII adalah salah satu ormas keagamaan yang memiliki pandangan visioner. Tidak hanya tercermin dari visi organisasi yang inklusif dan nasionalis, bahkan LDII secara eksplisit menjadikan wawasan kebangsaan sebagai salah satu program prioritas pengabdian organisasi,” jelas Ketua DPR RI ke-20 tersebut.
“Pandangan yang inklusif dan nasionalis ini penting menjadi jati diri ormas keagamaan, mengingat ormas keagamaan memiliki peran sentral dan strategis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” sambungnya.
Bamsoet menerangkan, suara umat Islam di Indonesia sangat punya andil terhadap berbagai penyelesaian permasalahan intoleransi maupun diskriminasi, khususnya yang mengatasnamakan agama yang kini tengah dihadapi masyarakat dunia.
Dalam The Future of World Religions: Population Growth Projections 2010-2050 yang dikeluarkan lembaga think tank asal Amerika Serikat PEW Research Center, memperlihatkan 87 persen atau sekitar 229.620.000 jiwa penduduk Indonesia beragama Islam. Menempatkan umat Islam di Indonesia sebagai yang terbesar di dunia.
“Indonesia merupakan generator mercusuar peradaban Islam dunia. Besarnya jumlah umat Islam di Indonesia tersebar ke berbagai organisasi massa, salah satunya LDII,” ungkap Bamsoet.
Ia melanjutkan, sebagai lima besar ormas Islam, LDII harus terus menjadi rujukan umat dalam menjawab problematika kebangsaan. “Khususnya dalam menyemai toleransi dan menghilangkan diskriminasi,” imbuhnya.
Bamsoet menambahkan Tuhan Yang Maha Esa menciptakan satu bumi untuk ditempati agar umat manusia bisa saling berbagi. Sebaliknya, Tuhan tidak menciptakan bumi untuk umat manusia saling berebut dan menyingkirkan satu sama lain.
Sebagai informasi, sosialisasi tersebut turut dihadiri oleh Ketua DPD LDII Jateng Singgih Tri Sulistiyono, Ketua Wanhat DPD LDII Kabupaten Banjarnegara Farid Abdurohman, Ketua DPD LDII Kabupaten Banjarnegara Wahyudianto, dan Sekretaris DPD LDII Kabupaten Banjarnegara Suko.
Semoga semua warga LDII Banjarnegara dapat memahami pentingnya Empat Pilar Kebangsaan sehingga menjadi warga negara yang baik. Berakhlak mulia seperti apa yang dicita-citakan oleh para founding fathes.